Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dasi pria
ilustrasi dasi pria (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Intinya sih...

  • Warna dasi mencerminkan kepribadian profesional

  • Motif dasi mengandung bahasa tersirat

  • Material dasi dan kesan yang dihasilkan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dasi sering dianggap sekadar pelengkap pakaian formal, padahal maknanya jauh lebih dalam. Di dunia bisnis, sehelai dasi bisa jadi bahasa nonverbal yang kuat, mewakili karakter, profesionalitas, hingga rasa percaya diri seseorang. Dalam situasi penting seperti wawancara kerja, presentasi di depan klien, atau negosiasi besar, detail sekecil dasi justru bisa menentukan kesan pertama yang terbentuk.

Menariknya, seni memilih dasi bukan hanya soal warna atau motif. Ada unsur psikologi dan simbolisme yang ikut bermain di dalamnya. Warna merah bisa memberi kesan tegas dan berani, sedangkan biru menandakan ketenangan dan kepercayaan. Cara seseorang memilih, memadukan, dan mengenakan dasi menunjukkan seberapa detail ia memperhatikan citra dirinya di dunia profesional.

1. Warna dasi yang mencerminkan kepribadian profesional

ilustrasi pemimpin pria (pexels.com/Kampus Production)

Warna dasi bukan hanya pelengkap kemeja, tetapi pernyataan karakter yang diam-diam berbicara. Dalam dunia bisnis, pemilihan warna dasi dapat memberi kesan berbeda pada setiap pertemuan. Misalnya, warna merah sering diasosiasikan dengan kekuatan dan kepercayaan diri, sedangkan biru menggambarkan ketenangan dan stabilitas. Warna yang tepat bisa mendukung pesan yang ingin disampaikan seseorang tanpa perlu banyak bicara.

Dasi berwarna netral seperti abu-abu, hitam, atau navy juga sering menjadi pilihan aman bagi profesional yang ingin tampil elegan tanpa berlebihan. Warna tersebut memberi kesan bijak dan terkontrol, terutama dalam situasi formal yang membutuhkan ketegasan. Namun, bukan berarti warna cerah tak boleh digunakan, hijau zamrud atau burgundy bisa memberikan sentuhan segar selama dipadukan dengan bijak. Pemilihan warna yang selaras dengan suasana dan kepribadian menciptakan harmoni visual yang menarik perhatian tanpa terlihat mencolok.

2. Motif dasi yang mengandung bahasa tersirat

ilustrasi pemimpin pria (pexels.com/RDNE Stock project)

Motif pada dasi sering kali dianggap remeh, padahal setiap pola membawa pesan tersendiri. Dasi polos, misalnya, mencerminkan profesionalisme dan keseriusan yang tinggi. Sebaliknya, motif garis diagonal atau kotak memberi kesan dinamis dan ambisius, cocok untuk mereka yang ingin tampil energik di ruang rapat. Motif kecil seperti titik atau paisley juga bisa menunjukkan sisi elegan tanpa meninggalkan kesan formal.

Selain soal tampilan, motif dasi juga bisa menjadi cara halus menunjukkan karakter. Seorang pebisnis dengan pola dasi yang berani mungkin ingin menonjolkan kreativitas dan keberanian mengambil risiko. Sedangkan mereka yang memilih pola klasik menunjukkan kecenderungan pada kestabilan dan nilai-nilai tradisional. Intinya, motif dasi dapat berbicara banyak tentang cara seseorang menyeimbangkan profesionalitas dan kepribadian dalam satu tampilan sederhana.

3. Material dasi dan kesan yang dihasilkan

ilustrasi dasi pria (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Jenis bahan pada dasi juga punya peran penting dalam menciptakan citra diri yang kuat. Dasi berbahan sutra, misalnya, selalu menampilkan kesan mewah dan berkelas, cocok untuk acara penting atau presentasi di depan petinggi perusahaan. Sementara itu, dasi berbahan wol atau linen lebih cocok untuk suasana semi-formal, menampilkan sisi santai tanpa kehilangan rasa hormat. Pemilihan bahan yang tepat dapat menciptakan kesan profesional yang seimbang antara formalitas dan kenyamanan.

Bahan yang digunakan juga memengaruhi bagaimana dasi jatuh dan tampak saat dikenakan. Sutra memantulkan cahaya dengan lembut, menambah kesan percaya diri, sedangkan wol cenderung memberi tampilan matte yang tenang dan maskulin. Dengan memahami karakter tiap bahan, seseorang bisa memilih dasi yang bukan hanya indah dipandang tetapi juga terasa nyaman dikenakan sepanjang hari kerja yang padat.

4. Kesesuaian dasi dengan gaya dan situasi bisnis

ilustrasi pria merapikan pakaian (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dasi yang tepat selalu berbicara sesuai konteks. Dalam dunia bisnis, gaya berpakaian harus menyesuaikan suasana, baik itu rapat santai, pertemuan formal, atau acara gala. Dasi yang terlalu mencolok mungkin terlihat tidak sesuai dalam forum resmi, sedangkan dasi yang terlalu polos bisa kehilangan daya tarik dalam acara networking. Mengetahui kapan harus tampil konservatif dan kapan boleh lebih ekspresif merupakan bentuk kecerdasan sosial yang dihargai di dunia profesional.

Selain itu, menyesuaikan dasi dengan gaya berpakaian juga menunjukkan kepekaan terhadap detail. Dasi slim fit cocok dengan jas modern berpotongan ramping, sedangkan dasi klasik lebar lebih pas untuk setelan tradisional. Pemilihan yang seimbang antara gaya pribadi dan norma bisnis membuat seseorang tampak matang dalam berpenampilan. Keselarasan tersebut menunjukkan bahwa ia tahu cara membawa dirinya di berbagai situasi dengan percaya diri tanpa terlihat berlebihan.

Tampil profesional bukan hanya soal setelan jas yang rapi atau sepatu mengilap. Detail kecil seperti dasi justru menjadi sentuhan akhir yang menentukan kesan seseorang di dunia bisnis. Melalui pilihan warna, motif, bahan, dan gaya yang tepat, seseorang bisa menunjukkan karakter dan profesionalitas tanpa harus berkata banyak. Dalam dunia yang penuh kompetisi, kadang dasi yang berbicara lebih lantang daripada kata-kata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team