Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ILustrasi Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG)
ILustrasi Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya sih...

  • MBG mulai menggerakkan UMKM, petani, dan nelayan lokal.

  • Pembentukan SPPG di daerah 3T masih belum merata.

  • Harapan menurunkan angka stunting di Indonesia belum terlihat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Edy Wuryanto, memberikan sejumlah catatan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG), di satu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Edy, Makan Bergizi Gratis merupakan program ambisius. Namun, dia menyebut, program tersebut perlu diapresiasi.

“MBG adalah program ambisius yang patut diapresiasi, tetapi pelaksanaannya belum sepenuhnya aman dan efektif. Banyak pelajaran dari tahun pertama yang harus dibenahi,” ujar Edy dalam keterangannya, dikutip selasa (21/10/2025).

1. MBG dianggap mulai menggerakkan UMKM

Ilustrasi tentang Program Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi andalan pemerintah, Senin (6/10/2025). Ilustrasi IDN Times

Catatan berikutnya, Eddy menganggap, MBG mulai menggerakkan UMKM, petani, hingga nelayan lokal. Meski demikian, dia berharap, ada indikator ekonomi yang menguji mengenai dampak tersebut.

“Pembentukan SPPG di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih belum merata. Artinya, manfaat ekonomi MBG belum dirasakan secara setara. Kita perlu evaluasi lebih lanjut agar tidak terjadi ketimpangan,” kata dia.

2. Angka stunting menurun akibat MBG?

Makan Bergizi Gratis. (IDN Times/Teri).

Terkait harapan adanya MBG bisa menurunkan angka stunting di Indonesia, Edy menyebut, hal tersebut belum bisa terlihat. Sebab, program tersebut baru berjalan satu tahun.

“Menurunkan stunting tidak bisa diukur dalam satu tahun. Intervensi gizi harus dilakukan sejak remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga anak usia dua tahun. MBG hanya salah satu bagian dari rantai panjang itu,” ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Edy meyakini, program MBG mengarah lebih baik, sehingga apa yang menjadi cita-cita pada program tersebut bisa berhasil.

“Keberhasilan MBG tidak bisa diukur dari jumlah porsi yang dibagikan, tapi dari perubahan nyata, yakni gizi anak membaik, kasus keracunan menurun, ekonomi lokal bergerak, dan sistem pengawasan bekerja,” ujar dia.

3. Penerima MBG dalam satu tahun mencapai 36,7 juta orang

Kepala Badan Gizin Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan penerima program makan bergizi gratis (MBG) pada satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran sudah mencapai 36,7 juta orang.

"Jumlah penerima manfaat 36,7 juta," ujar Dadan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/10/2025).

Dadan mengatakan, penerima program MBG sudah tersebar di 38 provinsi, 509 kabupaten, 7.022 kecamatan. Selain itu, jumlah dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebanyak 12.508. Menurutnya, sejauh ini program MBG masih dalam jalur yang benar.

"Masih on track," ucap dia.

Editorial Team