Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gempa. ANTARA FOTO/Ella de Fretes

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan, gempa susulan masih terus dirasakan warga Maluku hingga hari ini, Senin (7/10), usai gempa Magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah itu pada Kamis (26/9) lalu.

"Kami mendapatkan informasi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), sampai Senin pagi tadi pukul 03.00 WIT, lebih dari 1.000 gempa susulan terjadi," tutur Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Agus mengatakan, BMKG mengidentifikasi gempa susulan terjadi hingga 1.149 kali. Jumlah gempa susulan yang langsung dirasakan oleh warga yaitu 122 kali.

"Dini hari tadi, pukul 02.15 WIB, gempa Magnitudo 3,4 dengan kedalaman 10 km masih terjadi dan dirasakan warga," ujar Agus.

Dia menjelaskan, BMKG mengidentifikasi pusat gempa susulan tersebut berasal dari laut sekitar 24 km timur laut Ambon. Tetapi, Agus mengatakan, apabila dilihat dari rangkaian gempa susulan, frekuensi gempa cenderung turun.

1. Jumlah pengungsi pascagempa Maluku masih bertambah

Dok. BNPB

Agus menuturkan, data dari (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) BPBD Provinsi Maluku per 6 Oktober 2019 mencatat, total pengungsi menjadi 134.600 jiwa. Data tersebut cenderung bertambah dari data per 5 Oktober 2019 yaitu, 111.490 jiwa.

"Total pengungsi itu dengan rincian, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) 90.833 jiwa, Seram Bagian Barat (SBB) 37.787, dan Kota Ambon 5.980," ujar Agus.

Masih kata Agus, kenaikan jumlah pengungsi disebabkan berapa faktor. Salah satunya karena gempa susulan yang masih dirasakan oleh warga.

2. Jumlah korban gempa Maluku

(Ilustrasi dampak gempa) ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Total korban meninggal dunia dari bencana gempa tersebut juga terus bertambah. Per 7 Oktober 2019, jumlahnya menjadi 37 jiwa. Sedangkan jumlah korban luka-luka per 5 Oktober 2019 mencapai 1.267 korban.

Sementara itu, Agus menjelaskan, jumlah kerusakan rumah pascagempa mencapai 6.344 unit. "Wilayah Kabupaten Malteng (Maluku Tengah), rumah rusak berat 724 unit, SBB 298 dan Ambon 251," ujar Agus.

Rumah rusak sedang di wilayah Kabupaten Malteng mencapai 1.104 unit, SBB 469 dan Ambon 253, sedangkan rusak ringan (RR) di wilayah Malteng 2.238, Ambon 654 dan SBB 353.

3. Posko penanganan darurat bencana gempa masih terus beroperasi

Dok. BNPB

Agus menekankan, Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Gempa di setiap wilayah terdampak masih melakukan upaya penanganan darurat di lapangan.

Agus mengatakan, tantangan masih dihadapi oleh personel yang bertugas di masing-masing kabupaten/kota. "Sebaran titik pengungsi tidak terfokus pada kelompok-kelompok besar, sehingga menyulitkan tenaga personel kesehatan dalam memberikan pelayanan medis," ujar Agus.

Agus juga menjelaskan, personel kesehatan masih sangat dibutuhkan, seperti dokter umum, bidan, perawat, apoteker, dan tenaga psikososial.

4. Penanganan darurat juga pastikan gizi kelompok rentan terpenuhi

Ilustrasi tenda untuk pelayanan kesehatan.ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Agus menjelaskan, penanganan darurat bukan hanya tentang sektor kesehatan, tetapi juga memastikan gizi terpenuhi untuk kelompok rentan. Selain itu, Agus juga mengatakan, penanganan darurat juga fokus memperhatikan kesehatan reproduksi, distribusi obat dan pencegahan, serta pengendalian penyakit di lokasi pengungsian.

Di sisi lain, Agus menuturkan, penanganan juga dilakukan di sektor lintas seperti pendidikan, penanganan dan perlindungan pengungsi, ekonomi, sarana dan prasarana serta logistik.

Editorial Team

EditorSunariyah