Ilustrasi pekerja migran Indonesia (PMI). (ANTARA FOTO/Reza Novriandi)
Upaya lain, lanjut Gabriel, yang perlu dilakukan adalah pengoptimalan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) di Tambolaka, Sumba Barat Daya, di Kupang dan di Maumere.
Selain itu, upaya terakhir yang mungkin dilakukan adalah melibatkan lembaga-lembaga agama, lembaga pendidikan, vokasi dan perusahaan-perusahan untuk membangun BLK dan melatih sumber daya manusia NTT.
Khususnya yang memiliki keterampilan khusus, termasuk mampu berbahasa Inggris, Mandarin, Korea, Jepang dan bahasa negara-negara yang menjadi tujuan PMI asal NTT.
Menurut Gabriel, upaya ini bisa meminimalisir kasus perdagangan orang, sekaligus menghindari jatuhnya korban jiwa lebih banyak.