Bukti kecintaan Umar kepada NKRI, menurut salah satu petugas yang mendampingi proses wawancara kami, juga bisa dilihat dari adanya surat yang ditulis dan ditandatangani langsung oleh laki-laki mantan anggota Jemaah Islamiyah tersebut. Pihak Lapas bahkan memperlihatkan surat bertanggal 17 April 2015 tersebut kepada IDN Times.
Isinya antara lain bahwa Umar "menyadari dan menyesali sepenuhnya" tindakan teror yang pernah dilakukannya, "berjanji tidak akan mengulangi", serta "setia dan taat kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia". Umar juga menyatakan "patuh dan tunduk kepada pemerintah Republik Indonesia".
Projo Hirwono, Kepala Bidang Pembinaan Lapas, menambahkan bahwa Umar adalah narapidana terorisme yang kooperatif jika dimintai bantuan. Bukan hanya menjadi narasumber sejumlah akademisi yang mempelajari radikalisme, tapi juga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang kadang memintanya menjadi pembicara.
Umar pun meyakini ini adalah salah satu cara agar masyarakat percaya bahwa dirinya memang telah meninggalkan segala bentuk radikalisme dan sepenuhnya kembali kepada NKRI. Ia pun mengaku ingin berdagang setelah keluar dari penjara nanti.