Ekonomi yang semakin terpuruk akibat krisis, menjadi salah satu alasan rakyat menolak Soeharto untuk kembali memimpin Indonesia. La Ode pun mengungkapkan, jika ekonomi Indonesia makin merosot saat Januari 1998, setelah bulan ramadan.
"Kalau saya amati, bulan Januari ramadan, lalu teman-teman UGM mau ujian. Habis ramadan kan liburan ya, pulang-pulang mahasiswa seperti dapat tonjokan di uluhati gitu," ungkap La Ode.
"Sebelum kita pulang ramadan, kita makan, Rp 500 sudah dapat nasi sayur dan telor. Waktu balik, gak dapet lagi setelah itu. Makan pake telur Rp 1.300," lanjutnya.
Bukan hanya masalah makanan yang terasa kenaikannya. La Ode menjelaskan jika harga kertas HVS juga menjadi sangat mahal saat itu.
"Februari awal itu ujian, dan mahasiswa mau ujian itu foto copy soal-soal tahun sebelumnya, baru terasa. Ini barang sudah mahal. Kertas 1 rim Rp 12 ribu - Rp 13 ribu per rim 70 kg, naik sampe Rp 35 ribu sampe Rp 70 ribu," terang La Ode.
Kenaikan harga yang luar biasa lah, menurut La Ode, yang membuat mudah untuk mengumpulkan massa yang banyak saat itu.
"Itu yang saya kira kita jadi gampang untuk ngumpulin orang. Dan bahkan, saya sebagai pimpinan mahasiswa pada waktu itu, kalau kita ada jeda lama, kapan lagi nih aksi," kata dia.