Ilustrasi, potret Gianyar tempo dulu. (digitalcollections.universiteitleiden.nl)
Saat pelatihan bela diri, KH Noer Ali meminta kepada pasukannya untuk menghafalkan dua doa yakni Hizbun Nashar dan Hizib Shagir, yang dibaca sebelum berperang. Doa itu dipercaya untuk melindungi pasukan dari serangan sekutu.
Namun, saat itu KH Noer Ali berpesan untuk tidak takabur atau memiliki sikap yang membanggakan diri.
Pertempuran Sasak Kapuk pun terjadi, pertempuran itu dimulai dengan kontak fisik. Pasukan Laskar Rakyat Ujungmalang pun sempat menang akibat persenjataan milik sekutu tidak dapat berfungsi.
Tidak aktifnya senjata api laras panjang maupun meriam milik sekutu, dipercayai karena dua doa yang dibacakan sebelum berperang.
"Rupanya pada saat pertempuran, konon kata salah satu prajurit KH Noer Ali yang cerita ke saya, bahwa waktu itu persenjataan tentara sekutu itu tidak aktif," jelas Ali Anwar.
Tidak lama kemudian, Noer Ali melihat ada beberapa pasukannya yang bersuka cita atas kemenangan sementara itu. Noer Ali saat itu memiliki firasat buruk dan memerintahkan pasukannya untuk mundur.
"Rupanya ada beberapa anak buah KH Noer Ali lepas kendali, takabur dia. Mereka itu ada yang bilang joget-joget, tertawa-tertawa, kesenangan. Dengan takabur itu, KH Noer Ali melihat situasi yang tidak baik dan menyuruh pasukannya mundur," jelas Ali Anwar.