Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Dedi sebelumnya mengatakan, salah satu tersangka berinisial PW yang merupakan pimpinan kelompok teroris itu, pernah melakukan aksinya dalam kasus-kasus pengeboman di Indonesia.
"Mulai dari kasus Bom Bali 2002. Sebelumnya itu 2000, itu ada Bom Natal, kemudian ada bom yang ada di Kedutaan Besar Australia," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7).
Dedi memaparkan rekam jejak PW. Pimpinan JI itu, pernah mengikuti pelatihan militer di Moro, Filipina pada 2000. Pada saat itu pula, PW mulai akif di dalam struktur organisasi terorisme JI.
"Yang bersangkutan juga adalah lulusan S1 Teknik Sipil di salah satu universitas ternama di Jawa," kata dia.
Usai pimpinan JI sebelumnya, yaitu Zarkasih ditangkap pada 2007, PW kemudian dibai'at sebagai pemimpin kelompok. PW memiliki kemampuan intelektual, kompetensi, keahlian merakit bom, kemampuan intelijen, dan militer yang tinggi.
"Dia juga memberikan masukan-masukan yang ada di Poso. Kemudian, yang bersangkutan juga saat kejadian kerusuhan di Poso juga sebagai pendukung. Baik operasional dan logistik selama 2005 dan 2007," kata Dedi.
PW juga telah menjadi target perburuan Densus 88 sejak 2003. Untuk mengaburkan keberadaannya, PW memiliki sejumlah identitas lain.
"Memiliki nama inisial yang cukup banyak. PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo selama yang bersangkutan memimpin JI ini. Dia pernah bergabung dengan kelompok Noordin M Top, kemudian dr Azhari dan kelompok yang lain," kata Dedi.