B20 Indonesia Digitalization Task Force sukses menggelar forum dialog G20-B20 secara hybrid, di Jakarta, Kamis (7/7/2022). (Dok. KADIN)
Selain Ministerial Talk, B20 Summit juga menggelar sesi dialog terkait investasi hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan yang diisi oleh pembicara kunci yakni Masatsugu Asakawa, President, Asian Development Bank (ADB); Mark Tucker, Group Chairman, HSBC Holdings dan juga Datuk Tengku Muhammad Taufik, President & Group Chief Executive Officer, PETRONAS.
Hari pertama B20 Summit juga menjadwalkan panel discussion untuk membahas Realizing B20 Key Priorities and Recommendations yang telah diformulasikan 6 Task Forces (TF) dan 1 Action Council. Panel ini terbagi dalam beberapa sesi. Sesi pertama dimulai dengan pemaparan rekomendasi dari Digitalization TF dan Integrity & Compliance (I&C) TF yang dipimpin masing-masing Task Force Chair, yakni Ririek Adriansyah dan Haryanto T. Budiman.
Pada sesi ini ada beberapa pembicara kunci yang hadir, di antaranya Sanda Ojiambo, Assistant Secretary-General and CEO of the UNGC; Andre Soelistyo, CEO, GoTo; Che Sidanius, Global Head of Financial Crime & Industry Affairs, London Stock Exchange Group; Michael Punke, Vice President of Global Public Policy, Amazon Web Services; Sehat Sutardja, Co-Founder, Marvell Technology Group dan moderator Chandrajit Banerjee, Director General, Confederation of Indian Industry (CII).
Sesi kedua memaparkan rekomendasi dari Future of Work & Education (FoWE) TF dan Women in Business Action Council (WiBAC). Sesi ini dipimpin oleh FoWE TF Chair, Hamdhani Dzulkarnaen Salim dan WiBAC Chair, Ira Noviarti.
Sejumlah pembicara kunci yang juga hadir pada sesi ini di antaranya Maria Fernanda Garza, CEO, Orestia; Bettina Schaller, President, World Employment Confederation; Daniel Funes de Rioja, President, Argentina Business Organisation (UIA); Michele Parmelee, President, International Organization of Employers; Zeynep Bodur Okyay, President and CEO, Kale Group dan Meliza M Rusli, President Director, Permata Bank.
Sementara sesi ketiga, dipimpin oleh Arif Rachmat, Trade & Investment (T&I) Task Force Chair bersama dengan dengan pembicara kunci lainnya yakni Jeffrey Sachs, President, the UN SDSN; Axton Salim, Director, Indofood Sukses Makmur; Leon Wang, Executive Vice-President, International and President, China of AstraZeneca; Myron Brilliant, Executive Vice President, US Chamber of Commerce; Vassilis Gkatzelis, President Director, HM Sampoerna dan Xiang Guangda, Founder, Tsingshan Holding Group.
Pembahasan sesi keempat dibuka oleh Nicke Widyawati, Energy, Sustainability and Climate (ESC) TF Chair dan Ridha DM Wirakusumah, Finance and Infrastructure (F&I) TF Chair. Sesi lalu dilanjutkan dengan diskusi panel terkait pembiayaan berkelanjutan bersama Euisun Chung, Executive Chair, Hyundai Motor Group; Febriany Eddy, CEO, Vale Indonesia; Leila Fourie, CEO, Johannesburg Stock Exchange (JSE); Mohammed Y. Al Qahtani, Senior Vice President, Saudi Aramco; Seiji Izumisawa, President and CEO, Mitsubishi Heavy Industries; Verena Lim, CEO, Macquarie Group Asia dan John Denton, Secretary General, International Chamber of Commerce (ICC).
Arsjad Rasjid, Ketua Umum KADIN Indonesia dan Host of B20 Indonesia mengatakan melalui B20, KADIN Indonesia mencoba mengambil peran aktif untuk menyalurkan aspirasi pengusaha atau pelaku bisnis untuk mengembangkan langkah yang produktif dan inovatif demi kepentingan ekonomi secara nasional maupun global.
Menurut Arsjad, pemerintah memiliki kewenangan untuk menghasilkan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan regulasi. Sementara di sisi lain, komunitas bisnis memiliki kemampuan dari segi practical serta resources untuk menghasilkan transformasi ekonomi serta membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya.
“Kami meyakini, semua rekomendasi kebijakan dan legacy B20 yang menjadi kunci pemulihan ekonomi global akan dijalankan, diadopsi dan diimplementasikan oleh negara-negara G20 yang mewakili 6,5 juta komunitas bisnis internasional dan mempengaruhi arah sosial ekonomi dunia serta menyumbang 80 persen PDB global,” tambah Arsjad.
Senada dengan Arsjad, Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan selama setahun, B20 bekerja tanpa lelah, bertemu dengan banyak komunitas pebisnis baik skala besar maupun kecil dari seluruh penjuru dunia, juga pakar serta pemimpin lembaga dunia yang bersama-sama berkolaborasi untuk mencapai hasil yang nyata dalam berbagai bentuk.
“B20 Indonesia telah merancang 25 policy recommendation dan 68 policy action bagi negara G20 yang mencakup 3 aspek prioritas. Pertama, memprioritaskan inovasi untuk membuka peluang pertumbuhan pasca pandemi. Kedua, memberdayakan UMKM dan kelompok rentan. Ketiga, mendorong kolaborasi antara negara maju dan berkembang,” ujarnya.