ilustrasi Candi Borobudur (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Bagi pengunjung yang tidak masuk dalam tiga kategori tersebut, kata Edy, tetap boleh naik Candi Borobudur asalkan bersedia dikenai tarif tiket yang tinggi, meski besarannya hingga kini masih dikaji.
"Bagi yang tidak termasuk tiga kategori itu, harus mau di-treatment khusus. Treatmen-nya adalah dengan tarif. Misalnya, orang yang hanya ingin melihat-lihat saja," ujar dia.
Menurut Edy, gagasan penerapan tarif tiket yang tinggi terhadap kelompok pengunjung di luar tiga kategori itu, sama sekali tidak berkaitan dengan komersialisasi.
Usulan kebijakan itu, kata dia, semata-mata untuk membatasi pengunjung yang naik Candi Borobudur demi kepentingan konservasi atau pelestarian bangunan fisik candi.
"Kalau merasa berat karena membayar mahal, ya, tidak usah naik Candi Borobudur. Mereka cukup menikmati dari pelataran saja, 'kan masih bisa melihat dari pelataran," ucap Edy.
Menurut dia, pemetaan kategori pengunjung tersebut untuk menentukan siapa saja yang bakal mengisi kuota pengunjung Candi Borobudur, yang setiap harinya dibatasi maksimal 1.200 orang per hari.