Pada Selasa (25/10), lebih dari 300 petani dari Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat menuju Jakarta sebagai langkah untuk menghindari intimidasi. Para petani mengaku intimidasi datang dari PT Pertiwi Lestari (PT PL) usai terjadi sengkata tanah yang sempat berujung pada bentrok antara perusahaan dan warga.
Intimidasi bahkan diduga dibantu oleh Kepolisian Resor Karawang. Seperti dikutip dari Kompas.com, masalah ini berawal dari lahan 791 hektar yang disengkatakan warga dan PT PL telah jadi lokasi tinggal lebih dari 300 warga. Menurut staf divisi advokasi hak ekonomi sosial budaya Kontras, Rivanlee Anandar, dalam Surat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI Nomor: 1957/020/IV/2016 tanah tersebut ternyata berstatus quo.
Akan tetapi, menurut Rivanlee, justru pihak PT PL yang terus berusaha mengintimidasi dan berusaha menguasai tanah tersebut. Menurut pengakuan satu warga, pihak PT PL sempat menuju desa dengan alat-alat besar yang berakibat pada rusaknya tanaman warga. Bukan hanya itu, pihak Polsek Karawang pun dianggap tutup mata dan bahkan ikut lakukan intimidasi.
Alhasil, 300 lebih petani menuju Jakarta demi mencari bantuan Presiden Joko Widodo. Para petani menjelaskan, ada alasan lebih yang akhirnya sebabkan mereka pergi. Adalah 45 petani yang ditangkap dalam aksi sweepiing dari kepolisian beberapa hari lalu.