Sebaran perawat terdampak COVID-19 di Indonesia (Youtube.com/BNPB)
Adib merinci dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum yang di dalamnya ada 4 guru besar, kemudian 92 dokter spesialis termasuk 7 guru besar, 2 residen, dan 1 dalam verifikasi. Seluruh dokter yang meninggal itu berasal dari 24 IDI tingkat provinsi dan 92 IDI cabang Kota/Kabupaten.
Jika dirinci berdasarkan provisi, Jawa Timur jadi yang terbanyak, karena kehilangan 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 40 perawat. Sementara, sebanyak 32 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat di DKI Jakarta harus gugur akibat pandemik ini. Disusul Sumatra Utara (24 dokter dan 3 perawat), Jawa Barat (19 dokter, 4 dokter gigi, dan 19 perawat), Jawa Tengah (21 dokter dan 21 perawat).
Selanjutnya ada Sulawesi Selatan (7 dokter dan 3 perawat), Banten (7 dokter dan 2 perawat), Bali (6 dokter), DI Aceh (6 dokter dan 2 perawat), Kalimantan Timur (5 dokter dan 3 perawat), Riau (5 dokter), DI Yogyakarta (6 dokter dan 2 perawat), Kalimantan Selatan (4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat), Sumatra Selatan (4 dokter dan 5 perawat), Kepulauan Riau (3 dokter dan 2 perawat).
Lalu ada di Sulawesi Utara (3 dokter), Nusa Tenggara Barat (2 dokter dan 1 perawat), Sumatra Barat (1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat), Kalimantan Tengah (1 dokter dan 2 perawat), Lampung (1 dokter dan 1 perawat), Maluku Utara (1 dokter dan 1 perawat),Bengkulu (1 dokter), Sulawesi Tenggara (1 dokter dan 2 dokter gigi). Papua Barat (1 dokter
Papua 2 perawat), Nusa Tenggara Timur (1 perawat), dan Kalimantan Barat (1 perawat).
"Kemudian 2 perawat di DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait," ujar Adib.