Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Teknik Elektronika. (pixabay.com)
Ilustrasi Teknik Elektronika. (pixabay.com)

Intinya sih...

  • Media harus beradaptasi dengan cepat terhadap AI untuk menghadapi disrupsi digital.
  • IDN menggunakan AI untuk mendukung pekerjaan tim redaksi dan teknologi agar lebih sesuai dengan perubahan perilaku audiens.
  • Detik Network, KG Media, Katadata, dan Suara.com juga memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi konten tanpa menghilangkan peran jurnalis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi salah satu tantangan industri media saat ini. Media harus mampu beradaptasi dengan cepat untuk bertahan menghadapi disrupsi digital.

Berdasarkan data Reuters di bulan Januari 2024, disrupsi digital yang menjadi pemicu tantangan tersebut, sebenarnya sudah terjadi sejak 15 tahun lalu di tingkat global.

Sayangnya, beberapa media online gagal beradaptasi dengan cepat, yang menyebabkan mereka kehilangan audiens. Sebagai dampak lainnya, publik kehilangan akses berita independen berkualitas, sementara masalah hoaks semakin meluas.

Menyikapi tren ini, lima perusahaan media mengungkapkan bagaimana mereka memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menghadapi disrupsi tersebut.

1. IDN Times menggunakan AI untuk produk 'Intinya Sih'

Kecerdasan Buatan (AI): Memahami Konsep dan Manfaatnya

IDN menggunakan AI untuk mendukung pekerjaan tim redaksi dan teknologi agar lebih sesuai dengan perubahan perilaku audiens.

"Dalam satu tahun, ada platform dan tipe konten baru, sehingga perilaku pembaca cepat berubah," kata Head of Product IDN, Ariel Aulia Widjaja, dalam Indonesia Digital Conference (IDC) 2024 di Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Melalui riset, IDN menemukan bahwa Gen Z sering melakukan verifikasi informasi dari media sosial melalui platform mereka, sehingga format konten diubah menjadi short-form melalui produk 'Intinya Sih'.

2. Detik Network menggunakan AI sebagai 'kopilot' untuk meningkatkan efisiensi kerja

Peluncuran Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) (dok. Alpha JWC Ventures)

Director of Product Management & Brand Communication Detik Network, Sena Achari, menyatakan bahwa AI digunakan sebagai ‘kopilot’ untuk meningkatkan efisiensi kerja, tanpa menggantikan peran utama jurnalis.

"Kami di Detik Network memiliki tim yang kuat di manajemen produk untuk mengemas konten agar tetap relevan bagi pengguna," ungkapnya.

Detik Network saat ini memiliki 12 produk yang menggunakan AI, termasuk detiktravel Escapes Uncovered yang dikembangkan pada era ChatGPT 3 melalui kolaborasi dengan tim bisnis internal. Produk ini bahkan telah menarik partisipasi dari maskapai internasional.

3. KG Media memanfaatkan AI untuk meningkatkan produksi konten

ilustrasi salah satu fitur Apple Intelligence (dok. Apple)

Sementara KG Media memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi konten. "AI seharusnya digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, bukan menggantikannya," ujar Senior GM Technology KG Media, Johnsons.

Pedoman pemanfaatan AI di KG Media memungkinkan tiap brand di bawah naungannya tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan tujuannya dalam mencerdaskan bangsa.

4. Katadata memanfaatkan AI untuk inovasi konten

Ilustrasi Apple Intelligence (dok. Apple)

Sedangkan Katadata memanfaatkan AI untuk inovasi konten, baik teks, gambar, maupun video. "AI membantu kami menghasilkan resume untuk memudahkan pembaca memahami artikel," ungkap Head of Digital Product Katadata, Hatim Varabi.

Menurutnya, AI mampu meningkatkan efisiensi hingga 50 persen dalam penggunaan sumber daya manusia dan waktu.

5. Suara.com memanfaatkan ChatGPT dan Gemini yang diintegrasikan dengan CMS

ilustrasi artificial intellegence (pexels.com/Tara Winstead)

Suara.com juga menggunakan AI untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas konten, serta efektivitas kerja. Tim redaksi Suara.com memanfaatkan ChatGPT dan Gemini yang diintegrasikan dengan sistem manajemen konten (CMS).

“AI bukan untuk membuat artikel, tetapi untuk memacu kreativitas," kata Head of Digital Revenue Suara.com, Dimas Sagita. Selain itu, AI juga digunakan untuk menganalisis data mentah menjadi grafik sebagai rekomendasi isu berita.

Kelima perusahaan media ini menunjukkan bahwa AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas konten, tanpa menghilangkan peran penting jurnalis. Dengan adaptasi yang tepat, AI menjadi alat yang mendukung perkembangan industri media di tengah disrupsi digital.

Editorial Team