Selain Densus 88, masyarakat juga kemungkinan besar tahu tentang prajurit dari TNI AD yang satu ini. Mereka disebut sebagai Sat-81 atau yang dulu dikenal dengan Den-81 Gultor (Penanggulangan Teror). Sat-81 adalah satuan di Kopassuss dan merupakan prajurit terbaik dari seluruh Prajurit TNI. Prajurit ini, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.
Terkait dengan berapa jumlah personel, maupun senjata yang dimiliki oleh Sat-81 ini, semua dirahasiakan. Saat ini, Sat-81 dikomandanin oleh Kolonel Inf Tri Budi Utomo. Istilah Gultor kini mulai dihilangkan, mengingat kualifikasi yang dimiliki oleh para prajurit ini lebih dari penanggulangan teror.
Sat-81 pertama kali didirikan karena peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981. Dan operasi tersebut di bawah komando Benny Moerdani, yang saat itu menjabat sebagai kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI. Sehingga, setelah maraknya tindakan pembajakan pesawat, lahirlah kesatuan baru di lingkungan Kopassadha ini.
Pada 30 Juni 1982, diresmikanlah Sat-81 dengan komandan pertama yaitu Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan. Dan wakilnya adalah Kapten Inf. Prabowo Subianto. Hingga kini, Sag-81 pun menjadi ujung tombak pertahanan dan keamanan Republik Indonesia.
Namun, prajurit khusus ini sangat jarang diketahui setiap kegiatannya. Karena sesuai misi mereka, "tidak diketahui, tidak terdengar, dan tidak terlihat".