5 Puisi Widji Thukul untuk Memperjuangkan Hak Buruh

Jakarta, IDN Times - Hari ini, 1 Mei, diperingati sebagai hari Buruh Internasional atau May Day. Buruh di Indonesia tak terlepas dari nama Widji Thukul, seorang aktivis buruh yang juga pejuang hak asasi manusia (HAM).
Widji Thukul hilang dan tak tahu dimana rimbanya sejak Mei 1998. Bahkan keluarganya pun tidak pernah tahu keberadaannya hingga saat ini. Hanya bait-bait puisi yang pernah ia torehkan yang menjadi pengingat jejaknya.
Widji Thukul merupakan sastrawan yang hobi menulis puisi sejak kecil, bahkan untuk menuntut nasib buruh, dia bersuara melalui serangkaian puisi dan sajak ciptaannya.
Lalu puisi-puisi apa saja yang menjadi karya Widji Thukul terkait buruh? berikut ini penelusuran IDN Times:
1. Buruh-buruh
Di batas desa
pagi-pagi
dijemput truk
dihitung seperti pesakitan
diangkut ke pabrik
begitu seterusnya
Mesin terus berputar
pabrik harus berproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin
Bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok?
pecat! mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu kakang dari desa