Kadiv Propam nonaktif Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo (dok. Humas Polri)
Selain menemukan jasad Brigadir J, penyidik juga menemukan beberapa barang bukti berupa senjata, slongsong proyektil peluru. Di TKP saat itu ada istri Kadiv Propam, Bharada E, dan satu personel lainnya yakni R.
“Saksi R yang sudah dilakukan pemeriksaan saat ini, melihat bahwa pada saat itu Brigadir J melakukan penembakan terlebih dahulu ke arah Bharada E,” kata Budhi.
Berangkat dari keterangan itu, berbuah kesimpulan bahwa Brigadir J yang merupakan sopir pribadi istri Kadiv masuk ke kamar di mana saat itu istri Ferdy sedang istirahat setelah pulang dari luar kota.
“Nah pada saat itu, tidak diketahui oleh orang lain, tiba-tiba Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap Ibu, Ibu sempat teriak dan kemudian minta tolong kepada personel lain yang memang ada di rumah tersebut,” ujar Budhi.
Diketahui, istri Kadiv teriak setelah terbangun karena Brigadir J melecehkannya. Ia sempat ditodong senjata HS-9 oleh Brigadir J sambil memaksanya bungkam, "diam kamu," ujar Brigadir J.
Saat itu Bharada E dan R yang sedang bertugas di lantai dua rumah Ferdy, mendengar teriakan. Bharada E kemudian menghampiri sumber suara dengan menuruni tangga letter L.
Baru separuh tangga, Bharada E melihat Brigadir J keluar kamar pribadi istri Ferdy. Diduga, Brigadir J panik karena teriakan istri Kadiv dan mendengar suara langkah Bharada E yang mendekat.
Bharada E kemudian bertanya ke Brigadir J, "ada apa?". Pertanyaan itu lantas dijawab dengan tembakan oleh Brigadir J. Tembakan pertama itu meleset dan mengenai tembok rumah.
Bharada E sempat berlindung di balik tangga sebelum membalas tembakan ke Brigadir J.
“Kemudian terjadi penembakan di mana beberapa kali, kalau kita lihat di TKP kami menemukan adanya bekas tembakan di tembok yang ada di tangga itu sebanyak tujuh bekas atau titik tembakan,” ujar Budhi.