Jakarta, IDN Times - Museum Taman Prasasti menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bagi pecinta wisata sejarah saat berkunjung ke Jakarta. Terletak di Jalan Tanah Abang I No.1, Gambir, Jakarta Pusat, museum ini berada tepat di jantung ibu kota, sehingga sangat mudah dijangkau menggunakan berbagai moda transportasi umum—mulai dari TransJakarta, KRL, hingga berjalan kaki dari stasiun terdekat.
Selain letaknya yang strategis, museum ini juga menyimpan jejak sejarah kolonial di Indonesia. Awal mulanya, Museum Taman Prasasti merupakan pemakaman khusus tokoh-tokoh penting kolonial Belanda di Batavia, mulai dari dokter, arsitek, bahkan pastor dimakamkan di lokasi ini.
Pemakaman ini dibuka pada 1795 ketika Batavia kala itu tengah dilanda wabah penyakit, seperti diare dan malaria yang menewaskan banyak masyarakat. Banyaknya masyarakat yang tewas membuat halaman di samping Gereja Nieuw Hollandsche Kerk (sekarang menjadi Museum Wayang) penuh dan tidak dapat lagi menampung semua jenazah.
Merespons hal ini, pemerintah kolonial mencari sebuah lahan di bagian selatan Kota Batavia untuk dijadikan sebagai pemakaman baru dan lokasi ini kemudian dikenal sebagai Kerkhof Laan. Namun, karena masyarakat pribumi tidak dapat berbahasa Belanda, pemakaman ini pun dinamai Kebon Jahe Kober.
Beberapa abad kemudian, tepatnya pada 1974 sampai 1977, pemakaman ini ditutup dan dipugar oleh pemerintah Jakarta saat itu, dan diresmikan sebagai museum pada 1977 oleh Gubernur Jakarta, Ali Sadikin.
Koleksi di museum ini sangat beragam dan unik, mulai dari batu nisan, kereta jenazah, bahkan peti mati bekas Presiden dan Wakil Presiden RI, Sukarno dan Mohammad Hatta yang tentunya menawarkan pengalaman berbeda serta berkesan bagi para pengunjung.
Penasaran dengan Museum Taman Prasasti? Yuk, intip lebih dekat lewat foto-foto berikut ini.