Jakarta, IDN Times - Pemerintah tengah menggenjot agar pemberian vaksin COVID-19 bisa mencapai target 1 juta vaksinasi per hari. Alhasil, kini marak ditemukan sentra vaksinasi massal di seluruh Indonesia. Sayangnya, karena pengaturan yang tidak terencana malah menimbulkan kerumunan baru ketika vaksinasi.
Hal itu terlihat di beberapa tempat seperti Yogyakarta, stadion utama Gelora Bung Karno hingga GOR Tawangalun, Banyuwangi, Jawa Timur. Bahkan, vaksinasi di Banyuwangi itu berakhir ricuh. Peserta vaksinasi yang tak sabar antre kemudian nekat mendobrak pintu gerbang GOR.
Bahkan, ada peserta vaksin yang hingga pingsan. Vaksinasi di sana digelar oleh Polresta Banyuwangi dalam rangka memperingati Hari Bhakti Bhayangkara ke-75.
Pemberian vaksinasi yang tidak tertib dan menimbulkan kerumunan baru disentil oleh politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta. "Proses vaksinasi yang dilakukan pemerintah tidak efektif, birokratis, seremonial dan ada kesan pihak yang ingin tampil dalam vaksinasi," ujar Sukamta melalui keterangan tertulis pada Minggu 27 Juni 2021 lalu.
Padahal, kata dia, lagi, Indonesia memiliki lebih dari 20 ribu layanan kesehatan dari kinik pratama hingga rumah sakit. Tetapi, dalam pelaksanaannya vaksinasi klinik pratama yang berjumlah 8.000 lebih belum dioptimalkan.
"Bila semua dioptimalkan maka per layanan kesehatan dilakukan 200 vaksin per hari maka bisa mencapai 2 juta vaksin per hari tanpa berkerumunan," kata dia lagi.
Menurut epidemiolog dari Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono setiap kerumunan berisiko menimbulkan klaster baru. "Tetapi, dengan menggunakan masker risikonya bakal lebih rendah, bukan berarti nol ya," ujar Pandu kepada IDN Times hari ini.
Berikut potret warga antre saat dilakukan vaksinasi massal di sejumlah daerah: