Jemaah haji saat berjalan di King Fahd Road Mina, Arab Saudi. (IDN Times/Sunariyah)
Muchlis menjelaskan bagi jemaah yang melaksanakan skema tanazul, mereka tetap akan mendapat layanan konsumsi dan kesehatan. Namun, mereka tidak mendapat layanan transportasi karena kebijakan dari pemerintah Arab Saudi.
"Kita harapkan ada keamanan, keselamatan dan kenyamanan jemaah, dan selama mereka berada di hotel kita layani. Ada layanan kesehatan, konsumsi, kecuali layanan transportasi tidak kita siapkan untuk yang ke Masjidil Haram. Mereka biasanya ada yang akan melakukan tawaf ifadhah duluan, mereka lakukan mandiri," ujar dia.
Kendati, Muchlis melanjutkan, dari pemerintah Arab Saudi sudah meminta total jumlah jemaah yang akan melaksanakan skema tanazul. Tetapi, kata dia, belum dapat dipastikan, apakah data tersebut untuk layanan transportasi jemaah yang melakukan tanazul atau bukan.
"Mereka (Arab Saudi) minta data berapa jumlah jemaah (tanazul) yang akan ke Masjidil Haram di hari tasyrik. Kalau mereka tanya mereka akan fasilitasi ya, mungkin. Ya sudah, kita serahkan saja data jumlah jemaah tanazul," kata dia.
"Perkiraan kita yang melakukan tanazul akan melakukan tawaf ifadhah, supaya cepat melakukan tahalul tsani. Kalau tahalul tsani kan yang pakde dan budhe sudah bisa (berhubungan suami istri). Kalau masih tahalul awal kan belum," sambungnya.
Muchlis menegaskan, pihaknya belum dapat memastikan, apakah jemaah tanazul akan mendapat fasilitas transportasi ke Masjidil Haram atau tidak dari pemerintah Arab Saudi.
"Apakah mereka akan menfasiliasi transportasinya untuk tawaf ifadhah, karena daerah itu kan sangat padat tentunya. Apakah memungkinkan atau tidak, kita serahkan kepada otoritas setempat. Kalau mereka dimungkinan, syukur sekali tahun ini kita," ujar dia.