Jakarta, IDN Times - Tak lama setelah penceramah Abdul Somad Batubara ditolak masuk ke Singapura, para pendukungnya mulai melampiaskan kekesalan di dunia maya. Warganet yang mendukung Ustaz Abdul Somad (UAS) membanjiri sejumlah akun media sosial milik pejabat Singapura.
Komentar-komentar dengan tagar #saveustadabdulsomad atau #saveuas, jamak ditemukan di akun media sosial milik Presiden Halimah Yacob, Perdana Menteri Lee Hsien Loong hingga ke akun Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan.
Bahkan, akun medsos yang dikelola oleh lembaga Pemerintah Singapura seperti Badan Pariwisata Singapura (STB), Kementerian Hukum dan Pemerintah Singapura, Kementerian Luar Negeri hingga Badan Imigrasi Singapura tak luput di banjiri komentar warganet pendukung UAS.
Selain memberikan komentar di Instagram, pengikut UAS turut melakukan hal serupa di akun Twitter milik PM Lee hingga Menteri Senior Teo Cee Hean.
"Di Indonesia, UAS tidak ada permasalahan apapun. Kenapa UAS dilarang masuk? Apakah benar koruptor bisa datang ke negeri Anda?" tanya warganet di kolom komentar akun milik Presiden Halimah yang dikutip, Kamis (19/5/2022).
"Bu, Singapura itu adalah Negeri Melayu Muslim. Harusnya jangan biarkan petugas-petugas dan penguasa pemerintahan tidak ramah kepada umat Islam," kata warganet lainnya di akun Instagram Presiden Halimah yang memiliki pengikut 71,9 ribu itu.
Komentar tak berbeda jauh juga ditemukan di akun Instagram milik PM Lee yang memiliki pengikut 632 ribu itu. Warganet menilai Negeri Singa memilih untuk mengistimewakan buronan koruptor yang kabur ke negara itu.
"If corruptors bring corruption money, then he or she will be received well. Like Paula who has been hiding in Singapore for a long time," ungkap seorang warganet.
"Save UAS! Singapura negara kecil, siap-siap hancur," kata warganet di akun Instagram PM Lee.
Namun, dampak yang dirasakan oleh otoritas Negeri Singa usai menolak UAS masuk bukan itu saja. Pemerintah Singapura turut mengantisipasi adanya serangan siber yang diduga bakal dilakukan oleh pendukung UAS.