Jakarta, IDN Times - Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Negara (BPN), Nusron Wahid, ikut angkat bicara soal munculnya ajakan untuk menarik simpanan uang dari bank-bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ajakan itu bergema di media sosial, seiring dengan keputusan Presiden Prabowo Subianto yang membentuk badan pengelola investasi bernama Danantara.
Organisasi setingkat kementerian itu diberikan kewenangan mengelola semua aset BUMN, termasuk dividen yang selama ini menjadi penerimaan negara bukan pajak di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Total aset yang dikelola Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mencapai Rp14.670 triliun.
"Masak di Indonesia saat ini gak ada krisis ekonomi, keuangan, tapi tiba-tiba membuat instruksi dan kampanye agar menarik uang dari bank (milik BUMN). Iya kan? Ini kalau bukan ulah orang stres dan dalam rangka mendelegitimasi pemerintah, maka (kampanye) ini untuk apa?" ujar Nusron di Jakarta, Senin (24/2/2025).
Nusron menyebut ajakan ini sudah bukan lagi tergolong tindakan merobohkan kekuasaan atau subversi politik, tapi sebagai subversi ekonomi. Karena, menurut dia, saat ini perekonomian Indonesia sedang baik-baik saja. Tak ada momentum krisis ekonomi seperti yang terjadi pada era 1998.
"Gak ada momentum apa-apa, momentum krisis gak ada. Kalau balik ke 1998, momentum (penarikan uang dari bank) karena krisis. Lha, ini momentumnya apa?" tanya politikus Partai Golkar itu.