Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD menjelaskan pernyataannya soal motif sensitif dan hanya boleh didengar oleh orang dewasa dalam pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J pada 8 Juli 2022 lalu.
Ia mengaku mendapatkan sejumlah informasi terkait motif tewasnya Yosua. Mulai dari dugaan pelecehan hingga perselingkuhan empat segi.
"Kenapa saya katakan motifnya sensitif, karena pertama, katanya ada pelecehan. Pelecehan itu apa sih? Apakah membuka baju atau apa? Itu kan (isu) untuk orang dewasa," ungkap Mahfud ketika berbicara di stasiun Kompas TV pada Rabu malam, 10 Agustus 2022 lalu.
Kedua, ia juga menyebut adanya perselingkuhan empat segi. "Nah, ini siapa yang bercinta dengan siapa? Motif terakhir, katanya ada upaya untuk memperkosa. Itu kan hal yang sensitif," kata dia.
Ia pun meminta kepada publik agar jangan mendesaknya membuka itu semua. Lebih baik, kata Mahfud, isu terkait motif dijelaskan oleh pihak kepolisian saja.
"Nanti, biar polisi yang membuka ke publik karena uraiannya panjang. Lalu, dibuka oleh jaksa di pengadilan. Kalau tanya ke saya, nanti malah keliru," tutur pria yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Selain itu, Mahfud juga menyebut informasi terkait motif tidak bisa diungkap begitu saja. Perlu dikonstruksikan lebih dulu sesuai fakta hukum.
"Saya juga dapat informasi yang mungkin belum pernah muncul di publik. Baik itu dari Komnas HAM, LPSK, senior-senior di Polri, orang per orangan hingga senior di tentara. Hampir tiap malam saya berkoordinasi dengan Kapolri," ujarnya.
Salah satu momen koordinasi secara tatap muka ketika Mahfud dan Kapolri Jendeal (Pol) Listyo Sigit Prabowo sama-sama menghadiri acara pernikahan putri Anies Baswedan. "Saya datang, dia (Kapolri) datang. Lalu, kami duduk berdua di pojok. Jadi koordinasi dilakukan di situ," tutur dia.
Lalu, mengapa Presiden Joko "Jokowi" Widodo sampai harus empat kali mengulang instruksi agar kasus ini dibuat terang benderang?