Ilustrasi Al-Qur'an (IDN Times/Sunariyah)
Selain itu, menurut 'Izzuddin Ibn 'Abdul Salam, membakar mushaf Al-Qur'an juga dibolehkan. Asalkan niatnya bertujuan menjaga nama Allah SWT dari penghinaan.
Hal tersebut juga berlaku bagi media lain selain Al-Qur'an. Misalnya, kayu bertuliskan ayat Al-Qur'an.
Pendapat 'Izzuddin Ibn 'Abdul Salam juga dikutip Zakariya al-Anshari dalam Asna al-Mathalib, ketika menjelaskan hukum membakar sobekan Al-Qur'an.
و يكره (إحراق خشب نقش به) أي بالقرآن، نعم إن قصد به صيانة القرآن فلا كراهة وعليه يحمل تحريق عثمان رضي الله عنه المصاحف. وقد قال ابن عبد السلام من وجد ورقة فيها البسملة ونحوها لايجعلها في شق ولا غيره لأنه قد تسقط فتوطأ وطريقه أن يغسلها بالماء أو يحرقها بالنار صيانة لاسم الله تعال عن تعرضه للامتهان
Artinya: "Dimakruhkan membakar kayu yang terdapat ukiran Al-Qur’an di permukaannya. Akan tetapi, tidak dimakruhkan (membakar) bila tujuannya untuk menjaga Al-Qur’an. Atas dasar itu, pembakaran mushaf-mushaf yang dilakukan Utsman bin Affan dapat dipahami. Ibn Abdil Salam mengatakan, orang yang menemukan kertas bertulis basmalah dan lafal agung lainnya, janganlah langsung merobeknya hingga tercerai-berai karena khawatir diinjak orang. Namun cara yang benar adalah membasuhnya dengan air atau membakarnya dengan tujuan menjaga nama Allah dari penghinaan".