pexels.com/@michael-burrows
Melansir dari Nu.or.id, Ketika salat kita tidak diperbolehkan mengatakan apa pun kecuali hal yang berkaitan dengan salat seperti bacaan Al-Qur’an, zikir, begitu pula doa-doa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:
ﷺ: إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هِيَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّهْلِيلُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
Artinya: "Sesungguhnya shalat ini tidak patut di dalamnya pembicaraan dari obrolan sesama manusia. Namun yang patut dalam shalat adalah bacaan tasbih, takbir, tahlil dan membaca Al-Qur’an" (Musnad Ibnu Abi Syaibah [Dârul Wathan, Riyadh: 1997], juz 2, halaman 327).
Dengan demikian, bahwa membaca hamdalah termasuk zikir yang disunnahkan setelah bersin, hal ini tidak membatalkan shalat. Sebab dzikir tidak membatalkan shalat.
Seperti yang diriwayatkan Imam Nawawi, dalam karyanya At-Tibyân fî Âdâbi Hamalatil Qur’an sebagai berikut.
وأما اذا عطس في حال القراءة فانه يستحب ان يقول الحمد لله وكذا لو كان في الصلاة
Artinya: “Adapun jika ada orang yang bersin saat membaca Al-Qur’an, hukumnya disunnahkan membaca ‘Alhamdulillah’. Demikian pula saat shalat.” (Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syaraf an-Nawawi, At-Tibyân fî Âdâbi Hamalatil Qur’an, [Dâr Ibnu Hazm, Beirut, 1994]) .
Adapun menjawab orang yang membaca hamdalah tersebut dengan mendoakannya ‘Yarhamukallâh’. Sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ قَالَ: ثنا عَبْدَةُ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ غَالِبٍ أَبِي الْهُذَيْلِ، قَالَ: سُئِلَ إِبْرَاهِيمُ عَنْ رَجُلٍ عَطَسَ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ لَهُ آخَرُ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَقَالَ إِبْرَاهِيمُ: «إِنَّمَا قَالَ مَعْرُوفًا وَلَيْسَ عَلَيْهِ إِعَادَةٌ»
Artinya: “Syekh Ibrahim pernah ditanyakan tentang seorang lelaki yang bersin di dalam shalat. Kemudian ada orang lain yang sama-sama shalat menjawab ‘Yarhamukallâh’, Ibrahim menjawab ‘Itu adalah hal yang baik. Orang yang menjawabnya tidak perlu mengulang shalatnya.” (Abu Bakar bin Abi Syaibah, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah [Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh, 1409 H]).
Dengan demikian, disimpulkan bahwa membaca hamdalah saat bersin dan menjawab orang yang mendoakan adalah diperbolehkan.