Adu Sakti Anies dan Jokowi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Jakarta, IDN Times - Pilkada DKI Jakarta 2024 dinilai akan berjalan sangat kompetitif bukan hanya di kalangan kandidat pasangan calon yang ikut berkontestasi, tapi termasuk di antara para king makernya.
Adapun, Pilkada DKI Jakarta 2024 diikuti oleh Ridwan Kamil dan Suswono yang mendapat dukungan penuh dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, seperti Gerinda, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PPP, NasDem, PKB, dan PKS.
Sementara Pramono Anung dan Rano Karno didukung oleh PDI Perjuangan. Kemudian, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana maju dari jalur independen.
Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro menilai, Pilkada DKI Jakarta 2024 bukan hanya pertarungan antara Ridwan Kamil-Suswono, Pramono-Rano, dan Dharma-Kun. Namun, Pilkada DKI 2024 juga menjadi pertarungan antara Anies Baswedan dan Joko "Jokowi" Widodo.
Anies saat ini telah menyatakan dukungannya terhadap Pramono-Rano. Adapun, Jokowi menyatakan dukungannya terhadap Ridwan Kamil karena dinilai memiliki rekam jejak yang baik sebagai kepala daerah.
"Pilkadanya kompetitif antara paslon, tapi di antara king maker juga demikian. Dalam beberapa hal kita tahu Anies pernah mengalahkan pak Jokowi di tahun 2017 dengan nama jagoannya Ahok," kata Agung Baskoro dihubungi IDN Times, Selasa (26/11/2024).
1. King Maker bukan variabel utama
Kendati demikian, Agung mengingatkan, king maker ini bukan variabel utama bagi ketiga kandidat untuk memenangkan Pilkada DKI 2024.
Menurut dia, bila mesin partai, baik darat, udara, dan laut tidak berjalan dengan maksimal, maka keberadaan king maker akan menjadi percuma.
Dia menegaskan, dalam kontestasi pilkada, sosok figure yang sedang berkompetisi tetap menjadi magnet utama. Mereka akan diuji dari berbagai aspek mulai rekam jejak, visi-misi, inovasi kampanye, hingga inovasi kebijakan yang ditawarkan selama masa kampanye.
"Jadi jangan hanya terpaku pada salah satu endorse atau salah dua endorse dari para kingmaker di sisi pak RK ada pak Prabowo efek, pak Jokowi efek, di sisi pak Pram ada Anies efek, Ahok efek, ataupun efek lain," tuturnya.