Teror Kelompok Bersenjata, 957 Orang Mengungsi dari Tembagapura Papua

Kontak tembak dan teror membuat aktivitas warga terhambat

Makassar, IDN Times - Aliran pengungsi dari Distrik Tembagapura ke Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Papua, terus bertambah. Pada Sabtu (7/3) pagi, tercatat sudah ada 957 warga yang mengungsi akibat meletusnya kontak tembak antara TNI dan kelompok kriminal separatis bersenjata.

Jumlah pengungsi diperkirakan masih akan bertambah.

"Kami perkirakan hari ini masih ada lagi masyarakat yang akan dievakuasi ke Timika. Keberadaan KKSB yang berasal dari luar wilayah Mimika di sekitar Tembagapura saat ini memang membuat masyarakat menjadi takut," ujar Komandan Distrik Militer 1710 Mimika yakni Letkol Inf. Pio L. Nainggolan, seperti dikutip dari laman kantor berita Antara pada Sabtu (7/3) sore.

Baca Juga: Suasana Mulai Kondusif Usai Insiden Perusakan Kantor Bupati Waropen

1. Pengungsi diangkut menggunakan bus Freeport

Teror Kelompok Bersenjata, 957 Orang Mengungsi dari Tembagapura PapuaANTARA FOTO/Sevianto Pakiding

Proses evakuasi yang dibantu oleh aparat keamanan berlangsung sebanyak dua kali. Pertama pada Jumat (6/3) petang kemarin, lalu dilanjutkan Sabtu dini hari tadi.

Menggunakan 15 bus milik PT Freeport Indonesia, rombongan pengungsi pertama berjumlah 258 orang. Disusul 699 orang dalam rombongan kedua yang tiba pada Sabtu dini hari. Semuanya ditampung lebih dulu di Markas Komando Detasemen Kaveleri 3 Serigala Ceta di Jalan Agimuga Mile 32, Distrik Kuala Kencana, Timika.

Pengungsi yang mayoritas adalah ibu-ibu, anak-anak dan lansia, langsung diantar ke rumah kerabat masing-masing di Kota Timika setelah lebih dulu didata oleh otoritas setempat. Tim Medis Dinas Kesehatan Mimika turut disiagakan untuk memberi pertolongan pada pengungsi yang sakit.

2. Pengungsi berasal dari lima perkampungan di Tembagapura

Teror Kelompok Bersenjata, 957 Orang Mengungsi dari Tembagapura PapuaANTARA FOTO/Sevianto Pakiding

Letkol Nainggolan menyebut bahwa pengungsi asal Distrik Tembagapura berasal dari lima kampung yakni Banti 1, Banti 2, Opitawak, Utikini dan Kali Kabur.

"Masyarakat meminta kami mengevakuasi mereka ke Timika atas inisiatif mereka sendiri, karena ada rasa kekhawatiran dengan kehadiran KKSB di kampung mereka. Secara umum proses evakuasi berjalan lancar karena semua pihak baik Pemkab Mimika, TNI, Polri, PT Freeport Indonesia bersinergi dengan baik," lanjutnya.

Suasana Distrik Tembagapura disebut sudah kondusif. Intensitas kontak tembak yang sudah berlangsung sejak Jumat 29 Februari sudah menurun drastis. Namun, aparat keamanan masih disiagakan demi menangkal teror susulan yang dilancarkan oleh KKSB.

3. Kegiatan ekonomi masyarakat terganggu akibat teror kelompok bersenjata

Teror Kelompok Bersenjata, 957 Orang Mengungsi dari Tembagapura PapuaIDN Times/Widi Widuri

Kepala Distrik Tembagapura, Marthinus Nuboba, berujar bahwa warga di lima kampung sulit memenuhi kebutuhan pokok seperti bahan bakar dan makanan sejak KKSB kembali melakukan teror penembakan selama beberapa hari terakhir.

Ketegangan di Tembagapura turut mengganggu kegiatan ekonomi warga setempat, salah satunya aktivitas mendulang emas.

"Terbanyak yaitu warga pendulang. Mereka itu rata-rata punya rumah di Timika atau menumpang tinggal di rumah kerabat mereka di Timika. Mereka naik ke Banti (Tembagapura) untuk mendulang. Setelah ada kejadian penembakan sekarang ini, mereka minta diturunkan kembali ke Timika. Kalau orang asli dari Banti dan Opitawak, diperkirakan tidak seberapa banyak," ungkap Nuboba di Timika pada hari Sabtu.

Baca Juga: Pansus Papua DPD Dorong Kejagung Tegakkan Hukum dan HAM di Papua  

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya