Jakarta, IDN Times - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama memprediksi, seandainya wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus terwujud di Pilkada Jakarta, maka parpol pengusung tidak akan berani hanya menyiapkan pasangan calon tunggal melawan kotak kosong.
Sebab, bila fenomena kotak kosong terjadi di Jakarta, maka warga cenderung memilih kotak kosong tersebut. Hal tersebut, kata Ahok, akan memalukan bagi parpol di bawah naungan KIM plus.
KIM adalah koalisi parpol yang dulu mengusung paslon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres Februari lalu. Diberi nama plus, lantaran akan ada parpol di luar KIM yang ikut bergabung di kontestasi Pilkada 2024.
Wacana KIM plus ini kali pertama disampaikan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Bahkan, Dasco menyebut konsep KIM plus akan diterapkan di pilkada di sejumlah wilayah, termasuk Jakarta.
"Saya berani jamin, kalau KIM plus itu bisa hanya yang maju satu calon pun, mereka tidak akan berani, ini ucapan saya nih, bukan saya nantang orang ya, tidak akan berani satu (paslon) melawan kotak kosong. Kalau dia berani, saya jamin Jakarta bisa bikin dia (paslon tunggal) kalah," ujar Ahok ketika ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024).
Sehingga, ia memprediksi alih-alih yang dihadirkan paslon tunggal di Pilkada Jakarta, akan ada pola calon independen yang tiba-tiba lolos. Ketika IDN Times tanyakan apakah calon independen tersebut adalah calon boneka, sehingga hasil Pilkada Jakarta akan tetap dipandang sah, Ahok mengaku tidak tahu.
Namun, syarat bagi calon gubernur yang maju secara independen sangat sulit. Berdasarkan aturan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), calon gubernur independen di Jakarta harus mampu mengumpulkan salinan KTP sebanyak 618.968.
"Karena kan gak gampang maju sebagai calon independen di Jakarta. Dulu kan juga pernah ada yang maju independen tapi ternyata tidak lolos," imbuhnya.