Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Sebagian harga pokok, termasuk minyak goreng mengalami kelangkaan dan lonjakan, padahal belum masuk bulan Ramadhan.
"Kondisi UMKM masih terpukul, pengangguran meningkat, kemiskinan dan ketimpangan juga meningkat. Apalagi minyak goreng, harganya naik dan langka. Harga daging, kedelai sampai tarif tol juga naik," ujar AHY ketika berbicara di acara pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat Provinsi DKI Jakarta di JI Expo, Selasa (15/3/2022).
Ia menyebut kondisi tersebut riil sedang dialami oleh rakyat. Bila pemerintah bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, maka sama saja dengan memanipulasi suara rakyat.
Putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga sempat menyinggung mengenai wacana penundaan atau pembatalan Pemilu 2024. AHY menilai melemparkan wacana agar Pemilu 2024 ditunda adalah bentuk permufakatan jahat supaya bisa melanggengkan kekuasaan dengan segala cara.
"Katanya ini keinginan rakyat. Sekarang, yang jadi pertanyaan, ini rakyat yang mana," tanya dia.
AHY kemudian menunjukkan hasil survei di mana tertulis 66,32 persen responden tidak setuju Pemilu 2024 ditunda. Pihak yang setuju Pemilu 2024 ditunda hanya 10,3 persen.
"Itu pun (yang setuju pemilu ditunda) dibayar," katanya.
Ia juga menampilkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebut apa pun alasannya mulai dari pembangunan IKN, pandemik atau kondisi perekonomian, maka Pemilu 2024 tetap harus berjalan sesuai jadwal. "Jadi, sekali lagi saya tanya ini rakyat yang mana," tutur dia.
Lalu, apakah AHY percaya dengan klaim big data yang disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan?