Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Papua Lukas Enembe (Dok. Humas Pemprov Papua)
Gubernur Papua Lukas Enembe (Dok. Humas Pemprov Papua)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap alasan Gubernur Papua Lukas Enembe belakangan ini sulit berkomunikasi.

Pernyataan tersebut seakan mempertegas alasan mangkirnya Lukas Enembe dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena sakit. Kuasa hukum Lukas pun beberapa kali meminta agar klien ya diperbolehkan berobat ke luar negeri.

1. Lukas Enembe beberapa kali kena serangan stroke

Gubernur Papua, Lukas Enembe (ANTARA News Papua/HO-Humas Pemprov Papua)

AHY menjelaskan, kesulitan itu disebabkan kondisi kesehatan Lukas Enembe yang kurang membaik. Terlebih, kata dia, dalam empat tahun terakhir Lukas Enembe terkena beberapa kali serangan stroke.

"Memang ada kesulitan komunikasi dengan Bapak Lukas karena kondisi beliau yang sedang sakit dalam 4 tahun terakhir ini Pak Lukas sudah 4 kali terkena serangan stroke, sehingga beliau ada keterbatasan dalam berjalan maupun berbicara," kata AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).

2. Setelah Lukas Enembe jadi tersangka korupsi, Demokrat coba jalin komunikasi

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama beberapa petinggi mendatangi KPU dengan berjalan kaki, Jumat (6/5/2022). (IDN Times/MelaniPutri)

AHY juga menjelaskan, Demokrat terus melakukan upaya komunikasi dengan Lukas Enembe sejak ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Sejak KPK menetapkan status tersangka kepada Bapak Lukas Enembe, kami telah melakukan berbagai upaya untuk berkomunikasi dengan beliau, guna mengumpulkan informasi, meminta klarifikasi, serta mencari solusi terbaik," ujar dia.

3. Demokrat cermati dugaan kasus Lukas Enembe dipolitisasi

Gubernur Papua, Lukas Enembe (ANTARA News Papua/HO-Humas Pemprov Papua)

Lebih lanjut AHY mengatakan, Demokrat berhasil menjalin komunikasi dengan Lukas Enembe pada Rabu (28/9/2022) malam.

"Alhamdulillah, meski ada kesulitan, kami akhirnya bisa melakukan komunikasi dengan beliau tadi malam," ujar dia.

AHY menjelaskan, setelah mendengarkan penjelasan Lukas Enembe, Demokrat mencermati lebih lanjut untuk memastikan apakah kasus dugaan suap itu murni pelanggaran hukum atau ada kepentingan politik.

"Setelah mendengarkan penjelasan beliau itu, serta membaca pengalaman empirik pada lima tahun terakhir ini, kami melakukan penelaahan secara cermat, apakah dugaan kasus Pak Lukas ini murni soal hukum, atau ada pula muatan politiknya," kata dia.

Editorial Team