Lulusan Universitas Padjadjaran jurusan Statistika ini juga tak mau dikatakan tidak mempertimbangkan solusi lain terkait panasnya suhu di Papua. Sebab, semua cara pun dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya lagi adalah dengan menindaklanjuti para pelaku penyebar hoaks.
"Makanya teman-teman polisi juga melakukan pemerosesan hukum terhadap yang menyebar hoaks ini. Jadi tak cuma masalah pembatasan saja, semua kita lakukan. Ini hampir sama dengan waktu kejadian Mei kemarin, tapi tak sama persis, kalau kemarin kan video dan gambar yang dibatasi. kalau ini data yang dibatasi," kata pria yang sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Telepon Seluler Indonesia itu.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melakukan pemblokiran akses internet di Papua dan Papua Barat sejak Rabu (21/8). Hal itu dilakukan lantaran kondisi memanas yang terjadi di Papua dipicu oleh persekusi sekelompok orang ke asmara mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu.