Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Capres nomor urut satu, Anie Baswedan menegaskan tak menerima tawaran untuk gabung koalisi besar. (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Wacana duet pasangan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada pemilihan kepada daerah (Pilkada) Jakarta 2024 dinilai sulit terwujud karena sejumlah faktor.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, secara personal relasi antara Anies dan Ahok memang tidak ada masalah yang serius.

Namun, menurut Agung ada sejumlah faktor yang mungkin menjadi ganjalan bagi keduanya untuk melangkah bersama menatap Pilkada Jakarta 2024 November mendatang, salah satunya yaitu faktor institusional.

“Saya melihat adalah adanya tantangan secara institusional  kemungkinan Anies bergabung dengan Ahok,” kata Agung saat dihubungi IDN Times, Kamis (9/4/2024).

1. Catatan historis Ahok di Pilkada Jakarta 2017 harus dicermati

Basuki Tjahya Putnama alias Ahok berfoto dengan gaya salam metal usai nyoblos di Pemilu 2024. (Instagram/@ahok)

Selain itu, Agung menjelaskan ada catatan historis yaitu kisah Al Maidah yang berujung bui bagi Ahok pada Pilkada Jakarta 2017 silam. Menurut dia, catatan historis itu juga harus menjadi pertimbangan yang serius bagi partai politik yang akan mengusung Ahok.

Kemudian dari sisi elektoral juga harus dipertimbangkan untuk memasangkan Anies dan Ahok di Pilkada Jakarta 2024. Sebab, keduanya sama-sama pernah menjabat sebagai gubernur.

Agung melihat duet Anies-Ahok baru sebatas wacana selagi belum ada keputusan serius dari kedua belah pihak.

“Hal-hal seperti itu saya kira harus dipertimbangkan dengan matang apakah memang tepat menjagokan Ahok kembali untuk Jakarta, peluang-peluangnya seperti apa, menang kalahnya seperti itu,” ujar dia.

2. Dimensi elektoral perlu dicermati agar massa tak pindah haluan

Editorial Team

Tonton lebih seru di