Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menegaskan, partainya akan tetap menjadi oposisi jelang periode kedua pemerintahan Joko 'Jokowi' Widodo dan ramainya isu Kabinet Kerja baru.

"Seperti yang selalu saya bilang. Saya tegaskan kami tetap oposisi," kata Mardani di sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (19/10).

Mardani mengungkapkan alasan kenapa partainya tetap memilih menjadi opsisi, alih-alih bergabung masuk koalisi pemerintahan.

1. Menjadi penyeimbang pemerintah

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Mardani mengatakan, dalam demokrasi yang baik perlu ada kekuatan penyeimbang. Ia menyebut, demokrasi akan sehat jika memiliki oposisi.

"Esensi demokrasi adalah check and balances. Kalau saya mudahnya oposisi itu niscaya," katanya.

2. Oposisi untuk mengontrol pemerintahan

IDN Times/Denisa Tristianty

Kedua, sehat atau tidaknya demokrasi di sebuah negara, menurut Mardani, ditunjukkan dengan adanya kekuatan oposisi yang mengontrol pemerintahan.

"Saya teriaknya seluruh partai pendukung Prabowo-Sandi jadi oposisi. Kenapa? Karena proposal pembanguan Prabowo-Sandi berbeda dengan proposal pembangunan Jokowi-Ma'ruf," jelasnya.

3. Tetap berkomunikasi dengan Jokowi, tapi rekonsiliasi berbeda dengan koalisi

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Mardani mengatakan, PKS tetap berkomunikasi dengan Jokowi. Bahkan ia mengaku PKS mendapat undangan dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk bertemu dengan Jokowi.

Namun, PKS menolak dan hanya akan menemui Jokowi setelah pelantikan.

"Kami selalu komunikasi tapi rekonsiliasi beda dengan koalisi. Oposisi ini sehat, kalau bahasa Pak Jokowi oposisi itu mulia. Akan susah kalau jadi oposisi kalau gabung koalisi," katanya.

Editorial Team

EditorSunariyah