Cerita Didiet Afandi, Dosen UB yang Nyaris Tertahan di Wuhan

Batal lakukan bimbingan disertasi

Malang, IDN Times - Kondisi kota Wuhan, Tiongkok saat ini masih terus dalam pantauan usai merebaknya virus Corona. Wuhan bak kota mati yang tak berpenghuni. Semua masyarakatnya diminta berdiam diri di rumah.

Hal itu seperti diceritakan oleh Didiet Afandi, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya yang tengah menempuh S3 di Huazhong University of Science and Technology. Beruntung, Didiet masih bisa kembali ke Indonesia sebelum akses keluar masuk Wuhan dibatasi mulai 22 Januari 2020 lalu. 

1. Tiba di Wuhan pada Desember

Cerita Didiet Afandi, Dosen UB yang Nyaris Tertahan di WuhanDidiet Afandi tiba di Wuhan pada Desember 2019 untuk menyelesaikan studi S3. IDN Times/ Alfi Ramadana

Didiet bercerita bahwa dirinya tiba di Wuhan pada Desember tahun lalu. Saat dirinya tiba di Wuhan, memang sudah ada informasi mengenai munculnya virus Corona tersebut. Namun saat itu virus belum meluas.

"Awalnya saya tidak terlalu perhatian dengan info tersebut. Tetapi kebetulan saya dapat informasi dari istri bahwa virus tersebut berbahaya dan meminta saya untuk hati-hati," ceritanya Selasa (28/1). 

2. Muncul pemberitaan warga meninggal karena virus Corona

Cerita Didiet Afandi, Dosen UB yang Nyaris Tertahan di WuhanDidiet terkejut saat ada pemberitaan terkait virus Corona. IDN Times/ Alfi Ramadana

Tak lama setelah tiba di Wuhan, kemudian muncul pemberitaan bahwa ada korban meninggal karena virus Corona. Hal itu membuat dirinya mulai khawatir dan tidak tenang. Sehingga pada saat itu dirinya mulai membatasi untuk keluar kamar. Apalagi pada saat bersamaan, Wuhan memasuki musim dingin.

"Memang saat itu saya kemudian membatasai keluar rumah. Pernah sekali hanya saat muncul matahari," tambahnya. 

Baca Juga: Soal Virus Corona, Wawali Surabaya: Tak Perlu Panik

3. Saat Imlek memang sepi

Cerita Didiet Afandi, Dosen UB yang Nyaris Tertahan di WuhanDidiet pulang ke Indonesia sepekan sebelum Wuhan dibatasi aksesnya. IDN Times/ Alfi Ramadana

Lebih jauh, Didiet menceritakan sebelum kembali ke Indonesia, kondisi Wuhan memang sudah sepi. Hal itu lantaran warga lokal memang tengah bersiap merayakam Imlek. Setiap Imlek tiba, warga lokal memang memiliki budaya pulang kampung.

"Ketika saya keluar dari Wuhan juga masih sepi. Bayangan saya pada saat itu adalah warga pulang kampung, karena memang setiap Imlek pasti seperti itu," jelasnya. 

4. Masih terus komunikasi dengan mahasiswa Indonesia di Wuhan

Cerita Didiet Afandi, Dosen UB yang Nyaris Tertahan di WuhanDidiet masih berkomunikasi dengan beberapa rekan mahasiswa yang masih di Wuhan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Saat ini masih ada 96 mahasiswa asal Indonesia yang berada di Wuhan. Mereka untuk sementara tidak diperbolehkan pergi ke manapun. Kesehatan mereka juga terus dipantau setiap hari, guna memastikan tidak terjangkit virus Corona. 

"Karena kami sama-sama di perantauan tentu ada keterikatan emosi yang kuat. Kalau biasanya banyak yang tidak pulang. Tetapi kalau situasi seperti ini banyak yang ingin pulang," sambungnya. 

5. Kampus sangat perhatian

Cerita Didiet Afandi, Dosen UB yang Nyaris Tertahan di WuhanIlustrasi virus Corona yang sudah menyebar ke 15 negara. IDN Times/ Arief Rahmat

Terlepas dari itu, Didiet mengakui bahwa sejauh ini pihak kampus tempat mereka berkuliah juga sangat perhatian. Bahkan kampus juga terus memonitor kondisi mahasiswanya. Bahkan kampus juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memastikan kondisi mahasiswanya. 

"Bahkan kemarin kampus juga mengirimkan email kuesioner kepada kami menanyakan bagaimana kondisi kesehatan," pungkasnya. 

Baca Juga: Guilin Siaga 1 Virus Corona, Enam Mahasiswa UM Masih Terisolasi

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya