Mahasiswa gelar aksi demontrasi di Bekasi. (IDN Times/Imam Faishal)
Dalam aksinya, mahasiswa juga menyampaikan lima kesalahan fatal Jokowi selama masa Pilpres 2024. Aditya juga mengatakan, kesalahan pertama Jokowi yakni memberikan sinyal dukungannya kepada paslon presiden nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
"Isinya di sini ada lima dosa dari Jokowi yang pertama mendukung capres penculikan aktivis 98 dan pelanggaran HAM," katanya.
Dia juga menyampaikan, kesalahan kedua Jokowi yakni membangun politik dinasti untuk melanjutkan kekuasaannya dengan berbagai cara.
"Jokowi memang tidak melanggar Hukum, tetapi Jokowi melanggar etika moralitas dan berbangsa dan bernegara," tegasnya.
Untuk yang ketiga, lanjut Aditya, Jokowi telah menghidupkan kembali orde baru. Cita-cita mewujudkan reformasi yang adil pun terancam gagal.
"Poin keempat ada pelemahan Pemberantasan korupsi, di sini kami melihat potensi munculnya orba, potensi munculnya oligarki itu akan berdampak terhadap kestabilan negara, berdampak pada praktik-praktik korupsi yang akan terjadi di masa depan yang akan datang," ungkapnya.
Aditya juga menyampaikan, dosa ke lima yakni netralitas seorang presiden. Sebab, nantinya akan berpengaruh struktur yang ada di bawahnya.
Jika presiden tidak netral, menteri pun tidak netral, kepala daerah pun tidak netral. Maka yang terganggu apa? Kinerja para pejabat publik tidak mengendepankan fungsinya sebagai publik service," jelasnya.