Aparat kepolisian melakukan pembubaran paksa terhadap massa aksi Hari Buruh Internasional (Mayday) 2025 di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Sebelumnya, perayaan Hari Buruh Internasional tahun 2025 yang berlangsung serentak di beberapa kota di Indonesia diwarnai dengan penggunaan kekuatan berlebihan, kekerasan aparat kepolisian terhadap para peserta aksi unjuk rasa dan jurnalis peliput.
Di Jakarta, polisi bertindak represif saat menghadapi aksi protes damai di depan kompleks DPR/MPR Senayan. Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) mengungkapkan bahwa aparat menghadang dan menggeledah perangkat aksi serta barang pribadi mahasiswa yang melakukan aksi di depan Gedung DPR pada pagi hari.
“Bahkan terdapat mahasiswa yang dituduh sebagai kelompok anarko tanpa dasar yang jelas,” ujar Wirya.
Di Semarang, aksi protes dalam rangka Hari Buruh Internasional dipukul mundur polisi dengan tembakan meriam air dan gas air mata, bahkan tembakan gas air mata dilaporkan sampai menyasar ke posko medis.
Aparat kepolisian juga melakukan penangkapan secara sewenang-wenang terhadap massa aksi. LBH Semarang mengungkapkan bahwa hingga Jumat siang, polisi masih menahan setidaknya 14 orang peserta aksi di Polrestabes Semarang.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang mencatat, seorang jurnalis dari media Tempo, berinisial JAN, menerima dua kali serangan dari aparat saat meliput demonstrasi. Pertama, saat meliput aksi demonstrasi di depan pintu gerbang kantor Gubernur Jawa Tengah pada pukul 17.30 WIB.
Dia diintimidasi sekaligus mendapatkan kekerasan berupa leher dipiting lalu hendak dibanting oleh aparat.
Lalu serangan berikut terjadi saat korban meliput pengepungan aparat kepolisian dan preman di depan pintu gerbang utama kampus Undip Pleburan, sekira pukul 20.36 WIB.
Korban dan para jurnalis lainnya dituding melakukan perekaman oleh sekelompok orang berpakaian sipil yang diduga polisi. Korban lalu dipukul berkali-kali oleh beberapa orang berpakaian polisi yang diduga polisi kendati dia saat itu sudah dirangkul Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Jawa Tengah.