Tangkapan layar webinar Wahana Visi Indonesia
Cahyo mengatakan, studi ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan 12 sampai 18 Mei.
Penilaian ini melibatkan 900 rumah tangga dari kalangan menengah ke bawah dengan responden 943 anak di 251 desa di 35 kabupaten/kota di Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Cahyo mengungkapkan hasil penilaian cepat di bidang pendidikan, penutupan sekolah selama masa pandemi memang memaksa anak untuk belajar dari rumah. Namun kenyataannya, hanya 68 persen anak yang mempunyai akses program belajar dari rumah
"Selebihnya kesulitan mendapatkan akses karena diliburkan, kurangnya arahan maupun minimnya fasilitas. Hanya sekitar 30 persen anak yang memiliki akses untuk mengikuti program belajar dari rumah secara daring melalui berbagai aplikasi seperti Zoom, Google Meet, atau WhatsApp," ujarnya