TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Muchdi PR, Sosok yang Dibocorkan Data Pribadinya oleh Bjorka

Disebut sebagai dalang pembunuhan kasus Munir

Ketua Umum Partai Berkarya, Muchdi Purwoprandjono (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Nama Muchdi Purwoprandjono ramai namanya setelah peretas anonim Bjorka membocorkan data pribadinya. Ia disangkutpautkan dengan kasus tewasnya aktivis HAM, Munir Said Thalib.

Berbagai data Muchdi seperti nomor telepon, e-mail, alamat, hingga status pendidikan, dibocorkan Bjorka di media sosial.

Dalam data tersebut, Bjorka menyebut, Munir disebut mantan Koordinator KontraS yang sangat vokal dalam mengungkap kasus penculikan 13 aktivis pada 1997-1998 oleh Tim Operasi Mawar. Muchdi yang saat itu menjabat Kepala Deputi V Badan Intelejen Negara (BIN) disebut tidak senang dengan hal itu.

"Akibatnya, Muchdi harus diberhentikan dari posisi barunya selama 52 hari," tulis Bjorka.

Berikut profil Muchdi Purwoprandjono yang dirangkum IDN Times.

Baca Juga: Bjorka Bocorkan Data Pribadi Muchdi Purwopranjono soal Kasus Munir

1. Berkarier gemilang di TNI

Ilustrasi TNI. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Pria yang dikenal dengan nama Muchdi Purwoprandjono lahir di Sleman, Yogyakarta, pada 15 April 1949, saat ini berusia 73 tahun.

Muchdi PR merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil), sebelumnya AKABRI pada tahun 1970. Pada tahun 1971-1972 ia menjabat sebagai Komandan Peleton Taruna kemudian dilanjutkan menjadi Komandan Peleton Parako sampai 1974, Komandan Kompo Paroko sampai 1979.

Dilanjut, Komandan Karsa Yudha sampai 1988, Komandan Kodim 1701/Jayapura sampai tahun 1993, Kepala Staf korem 173/Praja Vira Braja dari 1993 – 1995, dan Komandan Korem 042 / Garuda Putih hingga 1996. Ia juga pernah menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) VI/Tanjung Pura di Kalimantan pada 1997-1998.

Muchdi mengisi kekosongan jabatan Danjen Kopassus setelah ditinggal Prabowo Subianto yang dipromosikan menjadi Panglima Kostrad pada Maret 1998.

Namun, Muchdi menjabat sebagai Danjen Kopassus hanya selama 52 hari. Hal itu lantaran lantangnya Munir yang menyebut adanya keterlibatan anggota Kopassus dalam penculikan 13 aktivis 1998.

Muchdi kemudian diberhentikan dari jabatannya sebagai Danjen Kopassus. Pangkat terakhir yang ia sandang ketika itu adalah Mayor Jenderal. 

2. Pernah menjabat di BIN dan Waketum Gerindra sebelum menjadi Ketum Partai Berkarya

Badan Intelijen Negara. (twitter.com/binofficial_ri)

Muchdi juga pernah menjabat sebagai Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) atau Wakil Kepala pada 2001-2005.

Setelah itu, ia pensiun dari TNI Angkatan Darat dan menjadi politisi. Ia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, sejak awal partai tersebut berdiri pada Februari 2008.

Kemudian pada Februari 2011, ia menyatakan keluar dari Partai Gerindra dan bergabung dengan PPP.

Pada 2016, Muchdi masuk Partai Berkarya, partai baru yang didirikan Tommy Soeharto. Tak lama setelah berhasil memimpin Partai Berkarya pada 2020, Muchdi menyatakan Partai Berkarya merupakan salah satu parpol pendukung pemerintahan Joko "Jokowi" Widodo dan Ma'ruf Amin. 

Padahal, ketika masih dipimpin Tommy, parpol itu memberikan dukungan pada pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

3. Pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Munir, namun divonis bebas

Mahasiswa mengikuti aksi refleksi 17 tahun kematian Munir di depan Kampus UNS, Solo, Jawa Tengah, Selasa (7/9/2021). (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Sebelumnya, aktivis HAM Munir meninggal di pesawat Garuda dengan nomor GA-974 ketika sedang menuju Amsterdam pada 7 September 2004. Otoritas Belanda yang melakukan otopsi terhadap tubuh Munir menyimpulkan bahwa aktivis yang pernah mengurus kasus pembunuhan Marsinah tersebut dihabisi dengan racun arsenik. 

Pollycarpus Budihari Priyanto, menjadi pelaku pembunuhan Munir. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 14 tahun, namun dinyatakan tidak terbukti telah menghilangkan nyawa Munir di tingkat Mahkamah Agung. Polly bebas murni 29 Agustus 2018.

Meski demikian, banyak pihak masih meragukan bahwa Pollycarpus adalah aktor utamanya. Beredar dugaan bahwa pemerintah, melalui Badan Intelijen Negara (BIN), adalah mastermind di balik pembunuhan Munir. Muchdi PR juga ditetapkan sebagai tersangka selaku Deputi Kepala BIN. Namun, pada 31 Desember 2008, Muchdi divonis bebas oleh PN Jakarta Selatan.

Jika ditelusuri ke belakang, Muchdi pernah dicopot dari jabatannya di Kopassus atas dugaan terlibat penghilangan mahasiswa pada 1996—kasus yang disuarakan dengan sangat lantang oleh Munir semasa hidup.

Baca Juga: Bjorka Bocorkan Data Pribadi Muchdi Purwopranjono soal Kasus Munir

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya