Jakarta, IDN Times - Diskriminasi terhadap anak penderita HIV/AIDS masih terjadi. Pendamping psikososial dari Lentera Anak Pelangi, Widy, mengatakan stigma terhadap anak penderita HIV/Aids membuat mereka susah mendapatkan akses pendidikan, bahkan ada yang putus sekolah.
Widy mengatakan saat sekolah mengetahui status anak tersebut merupakan penderita HIV/Aids, pihak sekolah akan mengeluarkan secara sepihak.
"Tidak hanya dikeluarkan, mereka akan mempersulit untuk masuk ke sekolah lainnya, karena informasi mengenai status HIV disebarkan ke dalam jaringnya. Jadi pilihannya ada dua, apakah mereka akan bersekolah di sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya, atau mereka putus sekolah karena ada pengalaman traumatis," ujarnya.