Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, meninjau fasilitas infrastruktur transportasi udara yang terdampak tsunami di Perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12) lalu. Rencananya, mereka akan mempersiapkan bandara untuk keperluan distribusi bantuan kemanusiaan.

1. Banyaknya pengguna transportasi udara saat musim liburan

Ilustrasi pesawat terbang. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga level III sejak Kamis (27/12) sekitar pukul 06.00 WIB, 

Karena itu Polana meminta jajarannya  memantau operasional penerbangan yang bisa terdampak erupsi Gunung Anak Krakatau. Khususnya karena aktivitas penerbangan sedang tinggi selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru 2019.

“Moda transportasi udara banyak diminati oleh masyarakat untuk pergi mengisi liburan. Untuk itu saya telah meminta Otoritas Bandara, Unit Penyelenggara Bandar Udara dan semua stakeholder penerbangan untuk terus melakukan koordinasi dan siap siaga jika terjadi hal-hal yang mengganggu aktivitas penerbangan,” ujar Polana dalam keterangan tertulisnya.

2. Bandara Soekarno-Hatta dan Radin Inten II Lampung masih beroperasi

angkasapura2.co.id

Hingga saat ini, Polana belum mendapat Notam (pemberitahuan soal informasi penerbangan) khusus terkait penutupan bandara dari AirNav Indonesia, selaku penyelenggara lalu lintas udara.

Hanya saja Airnav sudah mengeluarkan NOTAM A5440/18 perihal Penutupan dan Reroute terdampak Krakatau. “Sejauh ini abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau tidak memberikan dampak kepada penutupan bandara,  bandara terdekat seperti Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Radin Inten II Lampung masih beroperasi normal. Dari Airnav sudah mengeluarkan Notam terkait pengalihan rute penerbangan yang tidak bisa dilewati pesawat,” jelas Polana.

3. Fasilitas Bandara Radin Inten II Lampung terus membaik

aviatren.com

Kepala Bandara Radin Inten II Lampung, Asep Kosasih melaporkan bahwa fasilitas bandara dari sisi darat atau pun udara terus membaik pasca terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau. 

“Alhamdulillah, pasca erupsi Gunung Anak Krakatau, Bandara Radin Inten II beroperasi secara normal dan tidak terdampak. Namun, kami akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi secara intens dengan BMKG, Airnav dan Direktorat Navigasi Penerbangan,” tambah Asep.

4. Menerapkan metode CDM

ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.

Terkait penanganan abu vulkanik, Polana meminta seluruh stakeholders untuk menyampaikan informasi terbaru Gunung Anak Krakatau. Metode CDM (Collaborative Decision Making) diharapkan efektif sebagai pertimbangan Polana untuk mengambil keputusan.

“Saya minta untuk memonitor selalu informasi yang disampaikan baik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG maupun dari source lainnya dan Airnav agar mendistribusikan informasi tersebut melalui NOTAM kepada airlines dan bandara”, pungkas Polana.

Berdasarkan informasi BMKG pertanggal 26 Desember 2018 pukul 19.00 WIB. sebaran debu vulkanik mengarah ke Barat Daya-Barat dengan ketinggian mencapai lebih dari 10 km. 

Editorial Team