Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi (instagram.com/bangpepen03)
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi (instagram.com/bangpepen03)

Jakarta, IDN Times - Anak Wali Kota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi, Ade Puspitasari, angkat bicara terkait operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap ayahnya. Perempuan yang menjabat Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi itu menyebut OTT terhadap ayahnya merupakan pembunuhan karakter.

Dia mengatakan KPK tak membawa sepeser uang pun dari kediaman Rahmat Effendi pada Rabu (5/1/2022).

“Saksinya banyak, staf yang di rumah itu saksi semua. Bagaimana pak Wali dijemput di rumah, bagaimana pak Wali hanya membawa badan, KPK hanya membawa badan pak Wali, tidak membawa uang sepeser pun,” kata Ade Puspitasari, dalam sebuah video yang beredar di sosial media, Sabtu (8/1/2022).

1. Uang yang diamankan KPK adalah pengembangan

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (kanan) berjalan menuju ruang pemeriksaan usai terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (5/1/2022). Tim Satgas KPK melakukan OTT terhadap Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan pihak lainnya serta mengamankan barang bukti sejumlah uang (ANTARA FOTO/Adam Bariq)

Dia mengatakan uang yang disita KPK berasal dari pihak ketiga. Di antaranya, kata Ade, kepala dinas hingga camat. 

“Uang yang ada di KPK itu uang yang ada di luaran dari pihak ketiga, dari kepala dinas, dari camat. Itu pengembangan, tidak ada OTT,” tutur dia.

2. Upaya pembunuhan karakter ayahnya

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan 8 orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka korupsi pada Kamis (6/1/2022). (IDN Times/Aryodamar)

Ade yang juga menjabat sebagai Ketua PMI Kota Bekasi ini menyebut OTT terharap Rahmat Effendi adalah upaya pembunuhan karakter. Dia mengatakan kuning yang mengarah pada warna Partai Golkar memang sedang diincar.

“Memang ini pembunuhan karakter, memang ini kuning sedang diincar, kita tahu sama tahu siapa yang mengincar ini,” ujar Ade.

Dia pun menyinggung Pilkada serentak yang akan digelar pada 2024 mendatang. “Tapi nanti di 2024, jika kuning koalisi dengan orange, matilah yang warna lain,” ungkapnya.

3. Pidatonya disampaikan pada kader Golkar Kota Bekasi

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Adapun, video tersebut merupakan pidatonya saat acara pelantikan Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Kota Bekasi, Sabtu (8/1/2022). Ade mengatakan ucapannya dalam pidato merupakan motivasi bagi seluruh kader Golkar Kota Bekasi. 

"Bahwa yang saya sampaikan adalah motivasi dan suplementasi kepada kader agar tidak terusik oleh bisingnya gerakan destruktif terhadap kader Golkar Kota Bekasi," kata Ade saat dikonfirmasi wartawan. 

4. KPK sebut Rahmat Effendi terima suap Rp5,7 miliar

Default Image IDN

Ketua KPK Firli Bahuri mengungkapkan Rahmat Effendi ditangkap lantaran diduga menerima suap dengan total Rp5,7 miliar dari berbagai pihak. 

"Perlu diketahui, jumlah uang bukti kurang lebih Rp5,7 M sudah kita sita Rp3 M dan Rp2 M dalam buku tabungan," ujar Firli, Kamis (7/1/2022).

Bahkan, Rahmat Effendi mengganti istilah untuk meminta suap kepada pihak-pihak terkait dengan kode ‘sumbangan masjid’. Politikus Partai Golkar itu juga diduga melakukan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa, serta suap lelang jabatan di lingkup Pemkot Bekasi.

"Sebagai bentuk komitmen, tersangka RE diduga meminta sejumlah uang kepada pihak yang lahannya diganti rugi oleh Pemerintah Kota Bekasi, di antaranya dengan menggunakan sebutan untuk 'sumbangan masjid’,” ujar dia.

5. KPK menetapkan sembilan orang tersangka

Default Image IDN

KPK juga menetapkan sembilan tersangka lain selaku pemberi dan penerima suap. Tersangka selaku pemberi suap adalah Ali Amril, Lai Bui Min, Suryadi, dan Makhfud Saifudin.

Sedangkan tersangka penerima suap yaitu Rahmat Effendi (Wali Kota Bekasi), Bunyamin (Sekdis DPM PTSP), Mulyadi (Lurah Jati Sari), Wahyudin (Camat Jatisampurna), dan Jumhana Lutfi (Kepala Dinas Perkimtan).

Editorial Team