Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Nihayatul Wafiroh (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Nihayatul Wafiroh (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times – Perkembangan virus COVID -19 di Indonesia terus bertambah. Hingga hari ini, Jumat (20/3) sudah ada 369 pasien yang positif dan 32 korban meninggal.

Wakil Ketua DPR Komisi IX Nihayatul Wafiroh, turut mengatakan pemerintah gagap dalam menangani pandemik global COVID-19, apalagi dengan terlibatnya BNPB dalam gabungan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

“Gagap dalam hal apa? Contoh dalam hal kelompok gabungan ini, Satgas-nya ini juga baru terbentuk dan ini juga ada ego-ego sektoral yang ada di dalamnya,” ujar dia. 

1. Kurangnya pengalaman BNPB dalam hal kesehatan

Kepala BNPB Doni Monardo (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

BNPB yang diketuai oleh  Letnan Jenderal TNI Doni Monardo yang juga memimpin gabungan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ini, ditakuti akan kehilangan fokus, karena lebih ahli dalam menangani bencana daripada kesehatan.

“Keluar keputusan Presiden bahwa itu akan di-handle BNPB. Dan saya tahu betul BNPB ini tidak punya keahlian dalam hal kesehatan, fokusnya adalah dalam hal banjir,” ungkap Nihayatul acara Policy Discussion PENGUSAHA VS CORONA di akun YouTube HIPMI TV, Jumat (20/3).

2. Nihayatul: Kebijakan pemerintah kurang tegas!

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Anggota Fraksi PKB itu menegaskan bahwa pemerintah diharapkan bisa tegas dalam mengambil kebijakan supaya setiap daerah tidak punya kebijakan masing-masing.

“Kebijakan ini tidak diikuti oleh kebijakan lain, contoh, sekolah diliburkan 14 hari tanpa memberikan semacam pendidikan atau edukasi sosialisasi kepada wali murid, kenapa sih harus 14 hari? Kenapa harus diliburkan?," ujarnya.

3.Pesan blast ke rakyat harusnya sejak Februari

Milik pribadi

Menerut Nihayatul, pesan blast yang sudah dimulai pada Maret ini masih belum membantu masyarakat, karena kurangnya informasi dan tindakan-tindakan apa saja yang perlu dilakukan jika menemukan gejala terjangkit virus corona.  

"Kalau saya merasa sakit, nih, call center-nya dimana? Itu tidak ada di sms blast-nya sama sekali, jadi sosialisasi ke masyarakat gak ngerti. Bahkan masyarakat pun kalau merasakan gejala sakit misalnya, mereka juga gak tahu harus ke mana," ungkapnya lagi.

Editorial Team