Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Netty Prasetyani Aher, mendesak pemerintah segera melakukan upaya ekstra agar dapat memenuhi kebutuhan stok vaksin dalam negeri. Sebab, PT Bio Farma mengakui belum bisa memenuhi target yang ditetapkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, agar vaksinasi bisa dilakukan hingga 3 juta dosis setiap harinya.
Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, menyebut telah mendistribusikan 95 juta dosis vaksin COVID-19. Artinya, dosis yang dibutuhkan harus tiga kali lipat dari angka tersebut.
"Bagaimana pemerintah bisa mewujudkan target 3-5 juta dosis suntikan per hari, bila stok vaksinnya saja kurang?" tanya Netty melalui keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Ia menambahkan sejauh ini sejumlah daerah telah mengeluhkan kekosongan stok vaksin. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per 31 Juli 2021, daerah yang telah memberikan vaksin dosis pertama ke 90 persen warganya adalah Bali dan DKI Jakarta. Daerah lain masih di bawah 50 persen.
"Jangan sampai kekosongan vaksin malah menjadi penghambat herd immunity," tutur Netty.
Oleh sebab itu, Netty mendorong pemerintah agar putar otak dan mencari jalan lain untuk bisa mencukupi kebutuhan vaksin di dalam negeri. "Pengadaan vaksin itu kan bisa dilakukan antara lain melalui skema vaksin hibah dari WHO atau negara sahabat lainnya. Pemerintah juga harus mengoptimalkan perannya sebagai anggota Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI)," katanya.
Harapannya, Indonesia bisa memperoleh lebih banyak vaksin COVID-19. Masukan Netty beralasan lantaran tingkat angka kematian di Indonesia akibat COVID-19 masih tinggi. Data dari Satgas Penanganan COVID-19 pada hari ini, ada 1.739 pasien yang meninggal dunia. Sementara, akumulasi angka kematian telah mencapai 102.375 jiwa.
Berapa banyak stok vaksin yang kini tiba di Indonesia?