Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Saleh Partaonan Daulay, akhirnya memutuskan ikut menjadi relawan Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto pada Rabu (14/4/2021). Ia datang ke RSPAD bersama dua anggota parlemen lainnya yaitu Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra Sufmi Ahmad Dasco dan Wakil Ketua Komisi IX dari Fraksi Golkar Melki Laka Lena.
Kepada media Saleh mengatakan, minatnya terhadap vaksin yang digagas oleh eks menteri kesehatan Terawan Agus Putranto itu sangat tinggi.
"Terbukti dengan antrean panjang yang ada," kata Saleh seperti dikutip dari ANTARA, Rabu.
Ia mengatakan, bersedia ikut menjadi relawan vaksin dengan teknologi sel dendritik tersebut karena telah berdiskusi dengan para peneliti asal Indonesia dan Amerika Serikat. Seperti yang telah diketahui, teknologi sel dendritik itu kali pertama dikembangkan oleh perusahaan farmasi dari AS, AIVITA Biomedical Inc. Perusahaan tersebut menggunakan teknologi sel dendritik untuk pengobatan kanker.
Menurut Saleh, berdasarkan diskusinya dengan para peneliti Vaksin Nusantara atau VakNus, vaksin itu diyakininya baik dan efektif dalam rangka meningkatkan imunitas.
Padahal, berdasarkan laporan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dari 28 relawan uji klinis I VakNus, ditemukan ada relawan yang sudah memiliki antibodi COVID-19 sebelum disuntik VakNus. Bila melihat waktu penyelenggaraan uji klinis I VakNus, relawan itu diduga sudah pernah terpapar COVID-19.
Menurut BPOM, hal itu melanggar protokol penelitian dan menyebabkan hasil tidak valid. Diduga penelitian yang dilakukan di RSPAD Gatot Subroto juga tak valid. Mengapa?