Gedung DPRK Aceh Barat (Foto: Dialeksis)
Sebelum peristiwa pelemparan granat terjadi, Ahmad Yani mengaku tidak pernah diteror. Sebab sepengakuannya, ia tidak pernah memiliki musuh sehingga tidak menduga kejadian pada Senin dini hari itu menimpa keluarganya.
“Selama saya menjabat sebagai anggota DPRK, tidak ada teror apapun baik melalui SMS maupun pesan whatsapp. Juga permusuhan secara pribadi juga setahu saya tidak ada. Tidak ada sama sekali. Saya tidak menduga saja bahwa ini akan terjadi,” ungkap Ahmad Yani.
Ketua Komisi 4 Dewan Perwakilan Rakyar Kabupaten Aceh Barat ini juga menyayangkan jika kasus tersebut dilatarbelakangi oleh kinerja beserta posisi yang ia jabat saat ini. Keputusan dan penetapan yang ia ambil selama menjabat sebagai wakil rakyat diakuinya memang utuh berdasarkan aspirasi rakyat.
“Seiring dan sejalan peran saya di Komisi 4 DPRK Aceh Barat, mungkin ada yang kurang puas dengan kinerja saya atau apalah, saya tidak mau menduga-duga.”
“Kalau dipermasalahkan dengan kinerja kami selama ini, berarti kami percuma saja menjadi anggota dewan jika tidak bisa berbicara (aspirasi). Percuma saja kami tidak bisa mengkritisi untuk membangun,” jelasnya.
Ahmad Yani mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian. Ia tidak mau menduga-duga siapa pelaku di balik peristiwa yang menimpanya tersebut. Sebagai orang yang diemban kepercayaan oleh rakyat, ia akan tetap berupaya menyuarakan yang terbaik.
“Demi untuk kepentingan masyarakat banyak, kader Gerindra pantang menyerah. Jika ada penyerangan terhadap personal saya, mungkin saya harus lebih berhati-hati lagi," ucapnya.