Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Muhammad Farhan, menilai akan sulit bagi Turki menerima usulan dari Pemprov DKI Jakarta agar mengganti nama jalan di Jakarta selain Mustafa Kemal Ataturk. Sebab, Turki sudah mengganti nama jalan di area elite Cankaya, Ankara, dengan nama proklamator Indonesia, Ahmet Sukarno.
Informasi nama Sukarno telah disematkan di area prestisius Cankaya terlihat dari unggahan resmi KBRI Ankara pada Selasa, 9 November 2021. "Sebuah kebanggaan, setelah mulai membangun persaudaraan sejak abad ke-15 dan hubungan diplomatik sejak 71 tahun lalu, akhirnya satu nama jalan dengan nuansa Indonesia lahir di Turki. Nama Hollanda Caddesi (Jalan Belanda) diganti dengan nama Bapak Bangsa Indonesia Sukarno Caddesi (Jalan Sukarno)," demikian isi unggahan di Instagram KBRI Ankara.
Farhan menggarisbawahi polemik terkait penggunaan nama Ataturk sebagai nama jalan hanya terjadi di Indonesia. Turki tak lagi memusingkan hal itu.
"Ini kan ramai dan ributnya di Indonesia. Orang Turkinya gak ada yang ngeramein. Kalau urusan Kemal Ataturk mereka tak lagi membahas itu. Sama seperti kita suda selesai bahwa Sukarno adalah bapak proklamator," ujar Farhan ketika dihubungi IDN Times, Rabu (10/11/2021).
Pihak Turki, kata dia, tinggal menunggu kapan jalan yang berlokasi di depan Kedutaan Turki di Jakarta itu bakal diresmikan. Rencananya area jalan yang menggunakan nama Ataturk ada di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Lalu, apa konsekuensinya bila Indonesia tak bersedia menggunakan nama Ataturk untuk menghindari polemik di dalam negeri?