Jakarta, IDN Times - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan, Letjen (Purn) Doni Monardo membuka peluang untuk melakukan autopsi korban meninggal dalam tragedi mematikan pada 1 Oktober 2022 lalu. Hal itu dilakukan sebagai bagian untuk mencari penyebab kematian ratusan korban yang ikut menonton di Stadion Kanjuruhan. Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu mengaku bakal turut dibantu Ketua Pengurus Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (PERDAMSI).
"Memang ada rencana seperti itu (autopsi). Kami dibantu dokter Bobi Prabowo, pakar bidang emergency. Beliau kebetulan Ketua Perhimpunan Dokter Emergency se-Indonesia," ujar Doni dalam keterangannya seperti dikutip Selasa, (11/10/2022).
"Intinya, kami ingin mencari sebanyak mungkin bukti-bukti yang mengarah kepada proses terjadinya kematian, karena kita semua tahu, berawal dari kematian ini lah, kami berusaha untuk bisa mendapatkan data-data," tutur dia lagi.
Di sisi lain, Bobi menyampaikan pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut bila proses autopsi benar-benar dilakukan. "Kami hanya menunggu, saya rasa kalau visum et repertum atau autopsi, itu (dilakukan) dari kepolisian bersama dinkes. Mereka akan membantu tim untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk mencari penyebab (kematian)," ujar Bobi.
Sementara, akibat tragedi mematikan itu, sebanyak 131 jiwa melayang. Kini TGIPF diberi waktu bekerja oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo maksimal selama satu bulan. Meski mereka berjanji bakal menuntaskan investigasi dalam waktu dua pekan.
Itu sebabnya, Doni memimpin satu tim TGIPF ke Malang pada periode 5 Oktober-9 Oktober 2022. Apa lagi temuan anggota TGIPF di lapangan?