Sementara itu, Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto, menyatakan bahwa di Pilkada serentak ini angka hoax meningkat. Bahkan, tak menutup kemungkinan hoax makin masif terjadi di Pemilu 2019.
"Jelas ada peningkatan, tapi kami belum bisa sebut angka. Di Pilkada tujuannya saling mempengaruhi satu sama lain, media sosial digunakan black campaign seperti karakter Assassination, pembusukan karakter, yang tidak ada diada-adakan," ungkap Rikwanto pada kesempatan yang sama.
Namun, Rikwanto menyebut tidak semua temuan diangkat menjadi tindakan. Saat ini, Polri fokus memantau penyebaran konten hoax melalui patroli siber.
"Kita antisipasi betul penyebaran hoax di medsos yang isinya macam-macam provokasi, hate speech, termasuk bumbu SARA. Nah kalau kita menemukan maka dianalisa dulu kalau melanggar hukum kita lakukan penegakan hukum. Yang penting semuanya konteksnya untuk mengamankan pilkada agar berjalan lancar dan terpilih pimpinan yang diinginkan rakyat," kata dia.