ilustrasi pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)
Arifki menambahkan, bergerak lebih awal menjadi keharusan bagi Anies jika ingin tetap relevan dalam peta politik nasional. Namun ia mengingatkan, ormas bukan pengganti partai dalam sistem pemilu. Tanpa arah yang jelas, ormas hanya akan menjadi simbol politik tanpa daya tembus elektoral.
“Ini langkah awal yang rasional. Tapi efektivitasnya ditentukan oleh apakah ormas ini benar-benar menjadi alat tawar politik, atau berhenti sebagai ruang konsolidasi loyalis semata,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gerakan Rakyat resmi meluncurkan kartu tanda anggota (KTA) sekaligus membuka pendaftaran anggota. Anies ditunjuk sebagai anggota kehormatan dan mendapat KTA nomor 001.
"Alhamdulillah, telah dibuka kesempatan untuk bergabung. Dan harapannya ini nanti bisa memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk Indonesia lebih adil, Indonesia lebih setara, Indonesia untuk semua," kata Anies di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).
"Terima kasih atas kehormatannya menjadi anggota kehormatan 001. Mudah-mudahan menjadi kesempatan untuk berkiprah lebih luas lagi di dalam platform Gerakan Rakyat," sambung dia.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Gerakan Rakyat, Sahrin Hamid pun menanggapi isu Gerakan Rakyat akan bertransformasi menjadi partai politik. Ia tak menampik hal itu dengan menyebut langkah Gerakan Rakyat ke depan akan diputuskan lewat rakernas tahun depan.
"Januari tanggal 10 akan dilakukan rapat kerja nasional. Di situ akan diputuskan apakah langkah selanjutnya. Termasuk Itu (rencana jadi parpol) akan diputuskan juga," katanya.