Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251220-WA0051.jpg
Anies Baswedan saat menerima kartu anggota Gerakan Rakyat (Instagram/Anies Baswedan)

Intinya sih...

  • Anies bergabung dengan ormas Gerakan Rakyat sebagai langkah politik strategis.

  • Ormas menjadi alat daya tawar bagi Anies dengan partai politik, berkaitan erat dengan wacana koalisi permanen.

  • Anies harus bergerak lebih awal untuk tetap relevan dalam peta politik nasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mantan calon presiden pada Pemilu 2024, Anies Baswedan resmi menjadi anggota kehormatan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia Arifki Chaniago menilai, bergabungnya Anies itu sebagai langkah politik strategis untuk mencuri start menuju Pilpres 2029. Anies berupaya membangun daya tawar lebih awal di tengah semakin sempitnya ruang politik bagi figur di luar lingkar koalisi besar partai.

1. Anies dinilai tak ingin mengulang pengalaman politiknya

Anies Baswedan saat menerima kartu anggota Gerakan Rakyat (Instagram/Anies Baswedan)

Arifki berpandangan, manuver Anies ini bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan sinyal bahwa ia tak ingin mengulang pengalaman politik sebelumnya yakni kuat secara elektoral, tetapi lemah secara struktural.

“Ini langkah sadar bahwa politik Indonesia tetap bertumpu pada tiket. Anies sepertinya belajar dari pengalaman Pilkada Jakarta 2024, di mana ia kandidat kuat, tapi gagal maju karena tidak mendapat dukungan partai,” kata dia kepada IDN Times, Sabtu (20/12/2025).

2. Daya tukar politik hingga tanggapan atas wacana koalisi permanen

Tom Lembong saat bertemu dengan para pimpinan media di pendopo Anies Baswedan, Lebak Bulus, Jakarta, Minggu, (10/8/2025). (IDN Tiimes/Uni Lubis)

Menurutnya, ormas dapat menjadi alat daya tawar bagi Anies dengan partai politik. Dengan membawa basis massa dan struktur sendiri, Anies tidak lagi datang sebagai figur yang sekadar menunggu diusung, melainkan sebagai aktor yang punya nilai tukar politik.

Selain itu, ormas Gerakan Rakyat juga masih berpotensi, berkembang menjadi partai politik. Meski berisiko dan mahal secara politik, opsi ini dinilai sebagai jalan darurat jika pintu partai benar-benar tertutup bagi Anies.

Langkah Anies ini juga dinilai berkaitan erat dengan sinyal menguatnya wacana koalisi permanen. Jika skema tersebut berjalan, ruang bagi tokoh di luar koalisi akan semakin sempit dan berpotensi membuat Anies kembali “puasa politik” di Pilpres 2029.

“Koalisi permanen adalah alarm bagi figur non-elite parpol. Jika Anies tidak bergerak sekarang, ia bisa kembali berada di luar gelanggang bukan karena kalah suara, tapi karena tidak punya kendaraan,” jelasnya.

3. Anies memang harus bergerak lebih awal jika ingin tetap relevan dalam peta politik

ilustrasi pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Arifki menambahkan, bergerak lebih awal menjadi keharusan bagi Anies jika ingin tetap relevan dalam peta politik nasional. Namun ia mengingatkan, ormas bukan pengganti partai dalam sistem pemilu. Tanpa arah yang jelas, ormas hanya akan menjadi simbol politik tanpa daya tembus elektoral.

“Ini langkah awal yang rasional. Tapi efektivitasnya ditentukan oleh apakah ormas ini benar-benar menjadi alat tawar politik, atau berhenti sebagai ruang konsolidasi loyalis semata,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gerakan Rakyat resmi meluncurkan kartu tanda anggota (KTA) sekaligus membuka pendaftaran anggota. Anies ditunjuk sebagai anggota kehormatan dan mendapat KTA nomor 001.

"Alhamdulillah, telah dibuka kesempatan untuk bergabung. Dan harapannya ini nanti bisa memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk Indonesia lebih adil, Indonesia lebih setara, Indonesia untuk semua," kata Anies di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).

"Terima kasih atas kehormatannya menjadi anggota kehormatan 001. Mudah-mudahan menjadi kesempatan untuk berkiprah lebih luas lagi di dalam platform Gerakan Rakyat," sambung dia.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Gerakan Rakyat, Sahrin Hamid pun menanggapi isu Gerakan Rakyat akan bertransformasi menjadi partai politik. Ia tak menampik hal itu dengan menyebut langkah Gerakan Rakyat ke depan akan diputuskan lewat rakernas tahun depan.

"Januari tanggal 10 akan dilakukan rapat kerja nasional. Di situ akan diputuskan apakah langkah selanjutnya. Termasuk Itu (rencana jadi parpol) akan diputuskan juga," katanya.

Editorial Team