Jakarta, IDN Times - Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan meminta lebih banyak diaspora tetap berada di luar Indonesia. Mereka yang sedang menuntut ilmu di luar negeri, kata Anies, tidak perlu buru-buru kembali ke Tanah Air.
Bahkan, bila perlu, mereka dapat tetap bekerja di luar Indonesia dan meraih puncak karier tertinggi. Berdasarkan data Direktorat Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri per 2022, ada sekitar 1,8 juta diaspora Indonesia di seluruh dunia.
"Diaspora ini harus bisa menjadi wakil kita. Kita itu bangga ada Bu Marie (mantan Menteri Perdagangan), kita itu harusnya bangga ada Bu Sri Mulyani di sana (saat menjabat Direktur Pelaksana IMF). Kita ini kepengen lebih banyak lagi orang-orang Indonesia yang bisa ada di posisi-posisi kunci di mana-mana," ujar Anies seperti dikutip dari YouTube CSIS pada Kamis (9/11/2023).
"Tidak boleh lagi negara mengatakan ketika Anda tidak pulang maka Anda un-nasionalis. Jangan! Anda biar saja di sana, bekerja dan bawa nama Indonesia. Representasikan Indonesia. Nanti, kami bantu apa yang Anda kerjakan," tutur dia lagi.
Dengan demikian kata Anies, diaspora-diaspora ini bakal menjadi wakil Indonesia di luar negeri.
"Jadi, ketika mereka di sana, mereka akan bilang kami ini orang Indonesia dan skalanya dunia," katanya.
Para diaspora ini, ujar Anies, lebih baik tersebar di beragam perusahaan di luar Indonesia. Mulai dari sektor swasta, perusahaan multi nasional hingga bekerja di instansi negara lain.
"Tapi, dorong itu. Hal ini membutuhkan satu strategi khusus untuk melibatkan mereka," ujarnya.
Sikap Anies itu berbeda dengan pernyataan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang justru meminta para pemuda Indonesia agar segera kembali ke Tanah Air usai menuntaskan pendidikannya. Bahkan, Jokowi pernah mengakui gaji di Tanah Air memang lebih kecil, tetapi, rasa cinta terhadap Tanah Air harus diutamakan.