Jakarta, IDN Times - Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, mengatakan penolakan yang kembali ia alami di Universitas Gadjah Mada (UGM) belum ada apa-apanya dibandingkan penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil yang mengalami tekanan ekonomi setiap harinya.
Anies juga menyebut tekanan itu termasuk sulitnya anak-anak muda mendapatkan pekerjaan. Kesulitan serupa juga dialami oleh para petani, peternak, hingga nelayan.
"Jadi, seberat-beratnya tekanan yang kami alami, tekanan rakyat yang lebih besar dan kita berada di sini untuk memperjuangkan itu semua, agar lebih ringan bagi rakyat, supaya rakyat yang merasakan tekanan hidup, lapangan kerja yang sulit supaya lebih terbebaskan dan bila untuk berjuang itu harus menghadapi tekanan ya kita hadapi karena tekanan yang kita alami jauh lebih kecil, tidak ada apa-apanya dibandingkan tekanan hidup yang dirasakan oleh rakyat," ujar Anies di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Minggu malam (19/11/2023).
Itu sebabnya Anies dan Muhaimin memilih gerakan perubahan karena mereka ingin rakyat yang merasakan tekanan terbebaskan. Sehingga, bila mereka harus melewati perjuangan yang terjal maka itu semua merupakan konsekuensi dari pilihan mereka.
"Jadi, hadapi saja. Itu bagian dari perjuangan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu lagi.
Anies seharusnya menjadi salah satu pembicara di Magister Manajemen (MM) UGM pada Jumat pekan lalu. Namun, tiba-tiba pihak panitia mengaku dihubungi oleh pihak rektorat dan meminta acara dibatalkan bila tetap mengundang Anies.